Belakangan ini, kaos berlogo Turn Back Crime (TBC) ramai beredar di masyarakat. Kaos ini menjadi ngetren setelah dipakai Kombes Krishna Murti saat kejadian teror bom di kawasan Sarinah, Thamrin beberapa waktu lalu. Kini, kaos maupun baju dengan logo ini bebas dijual di pasaran. Jadi, sekarang bukan cuma polisi yang bisa pakai, warga biasa pun bisa membeli dan memakainya. Di dunia maya, beredarnya kaos ini di pasaran menimbulkan pro dan kontra.
Soalnya, ada aja oknum yang menyalahgunakan kaos ini. Contohnya, Kamis (19/5), seorang pria polisi gadungan berkaos TBC diamankan Tim Gabungan Subdit Jatanras dan Resmob Dit Reskrimum Polda Metro Jaya. Pria ini diciduk polisi karena ngrusak mobil Metromini 640 jurusan Pasar Minggu-Tanah Abang. Kasus lainnya, seorang pria bergaya sebagai anggota polisi, Anton Chandra (27) memperdayai dan menipu 13 wanita di sekitar Apartemen Kalibata City, Pancoran, Jakarta Selatan.
Pelaku bermodal polo shirt bertuliskan TBC ini memperdayai PSK (Pekerja Seks Komersil) yang kerap mangkal di Apartemen Kalibata City untuk diambil harta bendanya setelah ditiduri. Pria ini ngaku berpangkat perwira menengah di Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya.
Akhirnya, sempat muncul perintah larangan kaos TBC bagi masyarakat sipil. Masyarakat yang menggunakan kaos itu disebut-sebut bakal kena hukuman penjara tiga bulan.
Namun, Kapolri buru-buru membantahnya. Menurutnya, kaos berlogo TBC bukan seragam Polri. Siapapun boleh pakai. Asal tidak untuk gaya-gayaan dan dipakai untuk yang nggak-nggak.
Netizen ramai mengomentari berita ini. Di jagad Twitter, muncul pro dan kontra. Ada tweeps yang meminta polisi melarang warga biasa memakai baju berlogo
Turn Back Crime, ada pula yang mengapresiasi sikap kapolri dan menyetujuinya, asal tidak untuk gagah-gagahan. "Kaos TBC lagi rame nih," kicau @darailham.
Akun @santogroho setuju dengan sikap Kapolri. "Nah ini baru bener, pada dasarnya kaos TBC itu sama halnya dengan kaos kesamaptaan yang lainnya." Senada dengan @johanted. "Jika kapolri melarang pemakaian kaos TBC dengan alasan memperlancar kejahatan, mengapa sampai sekarang ga ada pelarangan peredaran pisau?" cuitnya.
"Ya emang bener. Semua orang boleh pake. Asal jangan dipake buat negatif aje," kicau @MrGamayel, disambut @Ratna_Oblo.
"Dengan tidak larangan pakai kaos TBC masyarakat punya kebanggaan," kicaunya. Serupa dengan @anandyalina. "Banyak anak-anak, termasuk keponakan saya umur 2 tahun pake kaos TBC loh. Banyak yang jual kok," katanya.
Sementara, tweeps yang tak setuju menyatakan, kaos ini memang memudahkan orang bergaya polisi dan menyalahgunakannya. "Yups, tapi harus dikaji ulang, jangan sampai banyak muncul polisi gadungan hanya dengan bermodal kaos tersebut," kicau @iwanajedulu.
Akun @zarryhendrik juga tak setuju kaos ini beredar bebas. "Tapi gue setuju sih kaos Turn Back Crime dilarang. Yang pake itu jadi suka mendadak tengil," cuitnya, disambut @yokitanaa. "Takutnya, ada orang make kaos begitu, terus ngaku-ngaku jadi polisi. Kan serem. Soalnya sekarang ada modus, polisi gadungan geledah rumah gitu," tulisnya, khawatir.
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengapresiasi mewabahnya TBC yang saat ini banyak dipakai sebagai atribut oleh masyarakat alias warga sipil lewat kaos. Menurutnya, ini bukan atribut maupun seragam khusus, melainkan moto Interpol dunia. Arti
Turn Back Crime adalah bahwa setiap orang harus ikut bersama-sama memerangi kriminalitas. "Tolong jelaskan itu bukan uniform dan tidak dilarang oleh polisi. Itu kaos biasa sama dengan kaos yang dijual di pasar," kata Badrodin di Jakarta kemarin. ***