as hikam/net
as hikam/net
BELUM cukup seminggu Munaslub Golkar usai, pemanasan politik di Istana sudah mulai terasa. Bergabungnya partai yang kini dipimpin oleh mantan Ketua DPR, Setya Novanto (SN), dalam Pemerintahan Presiden Jokowi (PJ), serta merta menciptakan kegerahan di kalangan parpol pendukung lain. Pasalnya, spekulasi politik mulai marak bahwa masuknya Golkar itu akan dibayar dengan kursi kabinet.
Ketidakjelasan kapan reshuffle jilid dua akan dilakukan oleh PJ, semakin menambah kuatnya spekulasi tersebut dengan argumen bahwa pemunduran pengumuman kocok ulang kabinet adalah menunggu selesainya Munaslub Golkar.
Terlepas dari validitas spekulasi politik tersebut, kemungkinan masuknya personel Golkar dalam kabinet PJ cukup tinggi, bahkan lebih tinggi ketimbang masuknya personel yang konon dari PAN. Kendati demikian, saya kira PJ perlu memertimbangkan lebih mendalam untung rugi dari kocok ulang yang membawa masuk Golkar dalam kabinetnya. Secara politik makro, memasukkan personel Golkar tentu bisa menjadi pengikat politik yang lebih riil terhadap Golkar untuk mendukung PJ. Dengan adanya tambahan dari Golkar dalam kabinet, maka dukungan politik terhadap Istana menjadi lebih inklusif.
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08
Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57
Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55
Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46
Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37
Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35
Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14
Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02
Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53
Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50