Berita

johan o silalahi/net

Presiden Jokowi Pantas Kecewa

JUMAT, 13 MEI 2016 | 00:02 WIB | OLEH: JOHAN O. SILALAHI

UNTUK kedua kalinya Presiden Jokowi menyampaikan kekecewaan atas pertumbuhan ekonomi Indonesia setelah periode Januari-Desember tahun 2015 tercatat hanya 4,73 persen. Kemudian kuartal  1 tahun 2016 ini tercatat pertumbuhan ekonomi Kita hanya 4,92 persen, tetap masih dibawah target.

Presiden Jokowi pantas kecewa karena kementerian dan lembaga belum mampu menggenjot secara maksimal penyerapan belanja modal. Padahal, belanja modal dinilai dapat memacu pertumbuhan ekonomi. Akibatnya, tren rendahnya pertumbuhan ekonomi pada awal tahun masih terulang.

"Ini (penyerapan belanja) sudah saya ulang terus, tapi kelihatannya hanya satu hingga tiga kementerian saja (yang bergerak cepat). Yang lainnya entah lupa atau memang terjebak pada rutinitas," ucap Presiden Jokowi saat membuka sidang kabinet paripurna, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/5).

Saya sangat mengapresiasi kecepatan, keberanian dan itikad baik yang digulirkan oleh Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla, untuk mengejar ketertinggalan pembangunan di seluruh pelosok negeri Kita. Utamanya di wilayah-wilayah tertinggal dan daerah perbatasan. Sifat dan karakter dwi tunggal Jokowi-JK yang cepat dan berani, terbukti berbeda jauh sekali dengan para Menteri pembantunya. Ibarat langit dengan bumi, bagaikan siang dengan malam.

Secara terbuka sudah berulangkali, saya mengingatkan Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla, jauh sebelum membentuk Kabinet Kerja, agar Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla berhati-hati dan teliti memilih para menteri, karena situasi perekonomian dunia sudah diprediksi. Apalagi kompleksitas dan akumulasi masalah bangsa dan negara yang ditinggalkan rezim pemerintahan terdahulu, sejak dini juga sudah terpetakan.

Para Menteri adalah pembantu Presiden yang menjadi kunci dan ujung tombak dalam menjalankan roda pemerintahan. Jika salah memilih figur yang jadi menteri, maka runyamlah semuanya.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Tidak terasa usia pemerintahan Jokowi-JK hampir 2 (dua) tahun sudah. Jelas dan tegas bahwa siapapun tokoh politik apalagi pemimpin partai politik, yang mengharapkan Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla tidak melakukan reshuffle kabinet secepat-cepatnya, maka sesungguhnya mereka tidak ingin Pemerintahan Jokowi-JK berhasil.

Tentu supaya mudah dikalahkan dalam Pemilu dan Pilpres serentak tahun 2019 nanti.

Tetapi Saya yakin seyakin-yakinnya, reshuffle kabinet akan segera tiba. Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla sudah teruji, kenyang makan asam dan garam, pahit dan getirnya menjadi pemimpin. Mereka bisa membedakan saran yang rasanya pahit tapi konstruktif (membangun), dengan saran yang rasanya manis tapi destruktif (menghancurkan). Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla sedang memainkan bidak caturnya, menghitung hari menunggu bergabungnya kekuatan politik baru.

Selamat datang reshuffle kabinet kedua. [***]

Penulis adalah Presiden Negarawan Centre

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya