Indonesia masih kekurangan listrik dalam jumlah besar. Pemerintah mesti mendukung pemenuhan proyek pemÂbangkit listrik dengan cara yang benar.
"Jangan sampai pemerintah tiba-tiba menghentikan proses tender, sehingga investor yang siap menanamkan jutaan dolar untuk pembangunan pembangkit listrik dirugikan," ujar Direktur Eksekutif Indonesia China Cooperative Investment (ICCI), Eddy Herwani di Jakarta.
Salah satu investor yang mendukung program pemerintah dalam upaya pemenuhan listrik adalah China Oceanwide Holding Group dan China Shanghai Electrical Power Construction Company. Badan Usaha Milik Negara Republik Rakyat Tiongkok (RRT) ini merupakan salah satu Kontraktor EPC terbaik di bidang pemÂbangunan pembangkit listrik di Tiongkok, dan berkonsorsium dengan salah satu anak perusaÂhaan pelat merah yang bergerak dalam bidang energi.
"Konsorsiun tersebut telah mengikuti tender
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) JAWA 5 berkapasitas 2 ribu megawatt di Serang, Banten," jelasnya.
Dia mengatakan, investor juga mendukung finansial penuh kepada anak perusahaan pelat merah untuk menangani operasi dan pemeliharaan. Selain itu, juga akan menerima pengalihan penuh teknologi O & M kapasitas 1000 MW dan pengetahuan di bidang pembangkitan ketenaÂgalistrikan.
Tapi, pada 18 April lalu, ketika saat konsorsium menunggu penÂgumuman pemenangan tender, di luar dugaan konsultan dari pihak pelaksana tender menghÂentikan proyek PLTU Jawa 5 tersebut tanpa alasan apapun. Padahal, kata Eddy, proses tenÂder tersebut telah melibatkan banyak sumber daya baik manuÂsia, keuangan dan menghabiskan banyak biaya, waktu, tenaga ahli, teknisi maupun konsultan yang dibiayai perusahaan pemerintah dan konsorsium sendiri.
"Waktu mengikuti tender pun konsorsium telah ditetapkan seÂbagai peserta tender yang lulus pra kualifikasi, dan telah lulus evaluasi administrasi maupun teknik," terangnya.
Selain itu, sebagai peserta tender yang responsif juga telah diundang menghadiri pembuÂkaan penawaran harga pada akhir November 2015, dan telah sesuai prosedur dengan memenuhi semua persyaratan tender, sehingga tidak ada kesÂalahan apapun.
Harga yang ditawarkan konÂsorsium pun paling rendah, yaitu levelized 4,5 cent dolar AS per KWH, dengan selisih hampir 1 cent dolar AS per KWH dari penawaran competitor. Jadi akan menguntungkan negara sebesar 100 juta dolar AS per tahun, atau 3.000 juta dolar AS per 30 tahun.
Dengan demikian, Eddy menegaskan, tidak ada alasan untuk menghentikan proyek PLTU Jawa 5 di Serang, Banten. Bila akan dilakukan tender ulang pun terhadap proyek tersebut, jelasnya, sumber daya yang telah dikeluarkan selama ini jadi sia-sia dan program pembangkit listrik 35.000 MW terhambat.
Dengan dihentikannya PLTU Jawa 5, kata Eddy lagi, telah terjadi ketidakpastian dalam berinvestasi di sektor ketenaÂgalistrikan di Indonesia dan berakibat buruk terhadap iklim investasi di tanah air.
Pihak konsorsium, ujarnya, telah memenuhi seluruh perÂsyaratan yang ditetapkan terÂmasuk syarat finansial yang sulit dipenuhi oleh investor yang lain.
"Konsorsium telah siap meÂnempatkan dana sebesar 394 juta dolar AS sebagai jaminan pekerjaan di lapangan dan siap memberikan jaminan bank sebeÂsar 394 juta dolar AS sebagai jaminan, PLTU Jawa 5 akan mencapai tahapan operasi seÂcara komersial sesuai skedul," sebutnya. ***