Berita

Proyek Reklamasi, Bung Karno Sejak Awal Sudah Ingatkan Tolak Nekolim

SELASA, 03 MEI 2016 | 05:27 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Proklamator Kemerdekaan RI, Soekarno, sudah mewanti-wanti agar bangsa ini tidak lagi mengalami penjajahan. Karena itu sejak dini dia mengingatkan generasi penerus jangan sampak takluk kepada neo kolonialisme imperialisme (nekolim).

Dalam pesan singkatnya Senin malam (2/5), Ketua Yayasan Pendidikan Soekarno, Rachmawati Soekarnoputri, menyampaikan demikian terkait proyek reklamasi 17 pulau oleh Pemerintah DKI Jakarta.

Dia mengingatkan dalam pagelaran Putra Sang Fajar 2012 oleh Universitas Bung Karno, adegan 'Garuda Patah Sayapnya'. Adegan tersebut menggambarkan ketika Garuda Jatayu (Indonesia) roboh melawan Rahwana (Nekolim) dalam mempertahankan Sinta (ibu pertiwi).


"Nusantara jatuh dijajah nekolim dengan masuk VOC korporasi pedagang Hindia Belanda. Analogi ini menggambarakn sequence kecil saat ini seperti proyek reklamasi Garuda. Kawasan ini jatuh di tangan korporasi kapitalis atau para cukong-cukong," ujar mantan Wantimpres yang akrab disapa Mbak Rachma.

Proyek Garuda merupakan nama baru Presiden Joko Widodo setelah mencuat polemik reklamasi oleh Pemerintah DKI Jakarta. Reklamasi 17 pulau diintegrasikan dengan proyek reklamasi Teluk Jakarta atau National Capital Integrated Costal Development (NCICD), yang kemudian disebut Proyek Garuda.

Mbak Rachma melanjutkan dalam pagelaran Putra Sang Fajar tersebut berikutnya ada adegan yang menggambarkan rakyat menderita kesengsaraan ketika tanah tumpah darahnya jatuh ke tangan nekolim, penjajah otoriter.

"Apakah kesengsaraan rakyat terus berlanjut sebagaimana penderitaan yang dialami sebahagian rakyat teluk Jakarta karena tanah mereka diambl penguasa?" ungkapnya mempertanyakan.

Namun yang jelas, Soekarno 'Putra Sang Fajar seorang' merupakan seorang visioner, sejak awal sudah melihat jauh hari bahwa siseim kapitalisme adalah musuh rakyat yang akan membawa jurang ke nestapaan. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya