Berita

Nusantara

"Batari" Poltek KP Sidoarjo Akan Jadi Percontohan

SENIN, 02 MEI 2016 | 11:22 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Politeknik Kelautan dan Perikanan (Poltek KP) Sidoarjo, Jawa Timur, terkenal memiliki inovasi produk Bandeng Tanpa Duri (Batari), di samping berbagai jenis produk olahan lainnya, yang merupakan hasil praktek teaching factory para taruna. Nama "Batari" diberikan pada peringatan Hari Nusantara Tahun 2008 di Gresik, Jawa Timur, oleh Presiden RI kala itu, Susilo Bambang Yudhyono, yang sangat mengapresiasi produk tersebut.

Apresiasi juga datang dari berbagai pihak, salah satunya Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan (BPSDMP KP), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Rifky Effendi Hardijanto, yang berkunjung ke Poltek tersebut, beberapa hari lalu.

"Saya ingin produk Batari di Poltek ini menjadi percontohan," ujar Rifky kepada Direktur Poltek KP Sidoarjo, Mochammad Heri Edy beserta jajarannya, saat meninjau langsung pengolahan Batari oleh para taruna di dalam gedung teaching factory kampus tersebut.


Dijelaskan Heri, metode cabut duri yang dikembangkan Poltek KP Sidoarjo bagi produk Batari telah diterapkan oleh masyarakat Sidoarjo, guna menambah penghasilan mereka. Meskipun produk Batari sudah terdaftar hak patennya, masyarakat yang menggunakan metode ini tidak dipungut biaya royalti. Tak hanya bagi masyarakat Sidoarjo, metode cabut duri ini sudah diterapkan di daerah-daerah lainnya.

"Yang di Kepulauan Seribu, saya yang melatihnya," ujar Suseno, Pembantu Direktur (Pudir) II Poltek KP Sidoarjo.

Selanjutnya metode pengolahan perikanan Poltek ini, rencananya akan diterapkan di Lampulo, Aceh, agar masyarakat daerah tersebut dapat mengolah hasil perikanan guna meningkatkan nilai tambah.

"Segera buatkan SK-nya untuk penugasan tim Poltek KP Sidoarjo bagi peningkatan SDM di Lampulo, dibantu dengan SUPM Ladong (salah satu satuan pendidikan BPSDMP KP di Aceh), kerja sama dengan Ditjen terkait dan swasta," tambah Rifky.

Salah satu produk Batari yang dihasilkan Poltek ini adalah Batari Asap. Ikan bandeng yang sudah dicabut durinya kemudian dimasukkan ke mesin pengasapan, dengan suhu 80 derajat celcius untuk 3 jam pertama, dan 70 derajat celcius untuk 2 jam selanjutnya.

Produk lainnya adalah Batari Crispy yang digoreng setengah matang dengan campuran tepung dan dimasukkan ke dalam plastik kemasan. Untuk mengkonsumsinya, terlebih dahulu digoreng lagi selama 3-5 menit. Dijelaskan Heri, Batari Crispy hadir sebagai alternatif masakan crispy yang saat ini didominasi oleh ayam goreng.

"Anak-anak kan biasanya senang dengan ayam goreng crispy. Ikan bandeng ini agar lebih digemari anak-anak, dibuat dalam bentuk crispy yang memiliki keunggulan gizi, karena mengandung omega 3, yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan kecerdasan anak," tukas Rifky dalam rilisnya.

Dalam pemrosesan Batari, Poltek KP Sidoarjo menerapkan prinsip blue economy yang melestarikan lingkungan tanpa limbah (zero waste). Isi perut, insang dan labyrinth bandeng dapat digoreng atau dimasak menjadi bothok, dan bisa juga dimanfaatkan sebagai pakan ikan lele yang sangat baik bagi pertumbuhan lele. Sisik bandeng dibuat kolagen sebagai campuran bahan kosmetik, yang sudah dilakukan penelitian oleh Poltek KP Sidoarjo. Tulang punggung dan duri diolah menjadi tepung, abon, krupuk bandeng, dan krupuk kalsium yang sangat baik bagi penderita osteophorosis. Darah dan sisa-sisa cucian diolah menjadi pupuk cair yang dapat menyuburkan plankton, yang selanjutnya plankton merupakan makanan alami bagi bandeng.

Pada 2014, Poltek KP Sidoarjo menggelar acara pemecahan rekor Musium Rekor Dunia Indonesia cabut duri ikan bandeng dengan jumlah peserta terbanyak, yaitu 2.014 orang. Rekor baru ini menumbangkan rekor sebelumnya di Kendal, Jawa Tengah, pada 2011, dengan jumlah peserta sebanyak 1.113 orang. [rus]

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya