Berita

rachmawati/net

Seharusnya Penguasa Indonesia Malu Dengan Ungkapan 100 Peti Mati Dari China

JUMAT, 29 APRIL 2016 | 15:42 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Korupsi, kolusi dan nepotisme Soeharto kena Tap MPR No 15/1998 sehingga diadili in absentia. Kerugian negara sendiri disebutkan mencapai Rp 4, 4triliun

Demikian disampaikan politikus senior Rachmawati Soekarnoputri. Rachma pun membandingkan dengan mega korupsi BLBI dengan kerugian negara mencapi Rp 700 triliun lebih dan kini masih tetap harus membayar bunga subsidi sebesar Rp 60 triliun per tahun.

"Kenapa yang kedua ini dibiarkan? Dzalim dan tidak adil. Minta pertanggungjawaban Megawati sekarang juga," kata Rachmawati dalam keterangan beberapa saat lalu (Jumat, 29/4).


Bila dibandingkan dengan korupsi Soeharto dan skandal Century, sambung Rachma, maka kasus BLBI merupakan skandal korupsi terbesar sepanjang sejarah Indonesia.

"Bagaimana KPK dan penegak hukum lainnya masih bengong-bengongkah? Bagaimana pula Jokowi dengan revolusi mental yang kepental alias keok," sesal Rachma.

Rachma pun mengingatkan bahwa di China, pemimpinya berkata untuk menyediakan 100 peti bagi koruptor dan satu peti untuknya bila korupsi. Seharusnya ungkapan pemimpin China ini membua malu penguasa Indonesia yang korupsi.

"Jangan pakai pepatah, maling terika maling. Nauzubilah min zalik!" demikian Rachma. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya