Berita

ahok/net

Nusantara

Digoyang Reklamasi, Sumber Waras Dan Banjir, Popularitas Ahok Bisa Melorot

KAMIS, 21 APRIL 2016 | 21:40 WIB | LAPORAN:

. Ahok terus dirundung masalah. Setelah digoyang polemik reklamasi Teluk Jakarta dan dugaan pelanggaran dalam pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras, kini Ahok juga harus menghadapi bencana banjir di Jakarta. Ketiga masalah ini bisa menjadi ganjalan bagi gubernur DKI dengan nama lengkap Basuki Tjahaja Purnama ini untuk maju lagi di Pilgub nanti. ‎Akibat ketiga masalah itu, elektabilitas Ahok bisa melorot.

Awalnya, banyak publik yakin Ahok bisa mengatasi banjir di Ibukota. Indikasinya terlihat di bulan Februari. Biasanya, Februari adalah musim banjir rutin di Jakarta. Tapi, tahun ini Jakarta justru aman di sepanjang Februari, padahal banyak daerah lain baik di Jawa maupun luar Jawa terkena banjir besar. Hal inilah yang kemudian meningkatkan elektabilitas dan kepuasan publik DKI pada Ahok.

Namun, kenyataan hari ini berbicara lain. Akibat hujan lebat di malam sebelumnya, banjir terjadi di semua wilayah Jakarta. Banjirnya cukup merata, mulai dari daerah pinggiran kali, jalan raya, sampai pemukiman elite. Ketinggiannya mulai dari 30 centimeter sampai di atas 1 meter. Akibat banjir ini, macet panjang terjadi di mana-mana. Banyak ‎warga yang harus diungsikan.


Polemik reklamasi Teluk Jakarta dimulai saat KPK menangkap Ketua Komisi D DPRD DKI Mohamad Sanusi pada 1 April lalu akibat diduga menerima suap dari bos Agung Podomoro Land Ariesman Widjaja soal pembahasan Raperda Reklamasi. Nama Ahok kemudian ketarik-tarik. Bahkan, staf ahlinya, Sunny Tanuwidjaja ikut dipanggil KPK. Ahok semakin terjepit karena beberapa menolak untuk menghentikan reklamasi itu. Banyak pihak yang menganggap Ahok terlalu pro pengusaha. Meski akhirnya Ahok mampu diluluhkan Menko Kemaritiman Rizal Ramli untuk menghentikan sementara proses reklamasi itu.

Di isu Sumber Waras, Ahok juga terjepit. Hasil audit investigasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyebutkan, pembelian lahan itu merugikan negara sebe‎sar Rp 191 miliar. Selasa lalu, Ahok sempat diperiksa KPK selama 12 jam atas isu ini. Ahok sebenarnya sudah membantah hasil audit itu dengan menyebut BPK ngaco. Serangan terhadap Ahok dengan isu ini sangat masif. Wakil Ketua DPR Fadli Zon ikut-ikutan nyerang Ahok dengan mendatangi lokasi RS Sumber Waras Senin kemarin.

Peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Adji Alfaraby memprediksi, akibat polemik reklamasi Teluk Jakarta, isu pelanggaran dalam pembelian lahan RS Sumber Waras, plus banjir yang terjadi hari ini, elektabilitas Ahok bakal melorot. Ahok tak akan sekuat seperti dalam survei-survei sebelumnya.

‎"Ahok begitu kuat sampai elektabilitasnya mencapai di atas 50 persen karena sebelumnya mendapat persepsi positif atas kinerjanya. Tapi ingat, saat itu belum ada isu negatif yang masif terkait personaliti dan kebijakannya. Dengan masifnya pemberitaan mengenai reklamasi dan Sumber Waras, jelas akan memengaruhi elektabilitas Ahok," ucapnya, Kamis (21/4).

Menurut Adji, isu Sumber Waras dan polemik rekalamasi menyerang Ahok dalam dua sisi sekaligus, yaitu personaliti dan kebijakan. Secara personaliti, dua masalah itu akan mengurangi kepercayaan publik bahwa Ahok adalah sosok yang jujur dan bersih. Secara kebijakan, Ahok dinilai hanya mementingkan pembangunan fisik dan penataan kota yg menguntungkan kelas atas dan pengusaha.

Terkait banjir, akan mengurangi kepuasaan publik terhadap kinerja Ahok. "Isu banjir selalu menjadi concern masyarakat DKI, karena punya impact langsung. Hal ini akan menjadi akulumasi dengan dua kasus besar tadi," jelasnya.

Analis politik dari Sabang-Merauke Circle Syahganda Nainggolan melihat hal yang sama. Kata dia, berkurangnya elektabilitas Ahok sudah terlihat dengan makin banyaknya gerakan anti-Ahok ‎di medsos setelah muncul polemik reklamasi Teluk Jakarta dan isu penyimpangan dalam pembelian lahan Sumber Waras.

"Akibat dua masalah itu, keraguan masyarakat dan intelektual bahwa Ahok bersih semakin menjadi. Bahkan, sebuah polling media online Jakarta mendapatkan hasil bahwa lebih dari 60 persen percaya bahwa Ahok melakukan melanggar hukum terkait reklamasi," bebernya. [rus]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya