. Indonesia kembali terlibat dalam acara penandatanganan Declaration Human Entrepreneurship bersama negara-negara anggota International Council for Small Business (ICSB). Kali ini Korea Selatan menjadi tuan rumah dari perhelatan internasional tersebut.
Indonesia mengirimkan tim yang dimpimpin Hermawan Kartajaya selaku President ICSB Indonesia, serta YW Junardhy dan Hendra Warsita, masing-masing sebagai Vice President dan Secretary General ICSB Indonesia.
"Bahwa entrepreneur harus bekerja untuk humanity," ujar Hermawan menanggapi acara penandatangan Seoul Declaration Human Entrepreneurship, Sabtu (9/4/2016).
Event di Seoul ini merupakan pemanasan menuju ICSB Conference tahunan tingkat global yang akan berlangsung tanggal 14-17 Juni 2016 di New York City, AS. Di mana ICSB Indonesia juga menyatakan kesediaan untuk hadir. Keterlibatan dalam ajang ini diharapkan dapat memicu semangat kewirausahaan di Indonesia.
Pada tahun sebelumnya Indonesia bertindak selaku tuan rumah. Dengan rutin ikut berpartisipasi dalam Declaration Human Entrepreneurship ini menunjukan bahwa pemerintah Indonesia serius dalam mengembangkan kewirausahaan berbasis teknologi yang memiliki dampak sosial.
"Deklarasi pertama dilakukan di Jakarta tahun lalu bersama Menteri KUKM," kata Hermawan.
Human Entrepreneurship merupakan sebuah konsep kewirausahaan yang dikembangkan oleh Prof Ki-Chan Kim dari Korea, bersama Tim Indonesia yang diketuai DR Jacky Mussry, Dean MarkPlus Institute.
Prof Kim membagi definisi kewirausahaan ke dalam tiga kategori. Pertama, Entrepreneurship 1.0, yaitu pengusaha yang bekerja untuk dirinya sendiri demi mencari nafkah pribadi. Kedua, Entrepreneurship 2.0, adalah pengusaha yang bekerja untuk sebuah organisasi. Dan Ketiga, Entrepreneurship 3.0 yang bekerja untuk masyarakat dan kemanusiaan.
Sedangkan Hermawan berpendapat Entrepreneur tradisional itu terdiri dari tiga bagian. Pertama, Entrepreneur 1.0 tentang product centric. Kedua, Entrepreneur 2.0, adalah customer centric. Sedangkan Human Entrepreneurship adalah bagian dari Sociotechnopreneurship, masuk dalam bagian 3.0 dan human centric.
"Ini sejalan dengan pemikiran menteri," pungkas Hermawan yang juga Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM, AAGN Puspayoga itu.
[ysa]