Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama dianggap semena-mena dalam memperlakukan warganya, terutama ketika hendak melakukan penggusuran dan relokasi pemukiman wargake Rusun.
Aktivis Ratna Sarumpaet mengatakan, setiap upaya penggusuran yang dilakukan Ahok, selalu menuai polemik. Termasuk, penggusuran warga di Luar Batang.
Dia menyarankan, Ahok menteladani sosok Ali Sadikin, mantan Gubernur DKI, dalam merapihkan pemukiman warga.
"Pak Ali Sadikin, masuk ke pelosok-pelosok, dirapihkan. Proses perapihan ini, jika ditemukan warga yg tidak jelas status tanahnya, ya diverifikasi, boleh dipindahkan. Jangan semua digusur rata tanpa pendekatan. dibuang semua secara umum, ini mengerikan," tegas Ratna di Jakarta, Kamis, (7/4).
Perlakuan semena-mena Ahok terhadap warganya diakui oleh salah satu warga Pasar Ikan, bernama Marlis (62).
Dia menjelaskan, tiba-tiba rumahnya serta kiosnya didatangi oleh petugas, memberikan surat pemberitahuan. Pintu kiosnya kemudian di cat tanda silang oleh petugas.
Menurut Marlis, dia dan warga Pasar Ikan lainnya tidak diajak bernegosiasi sama sekali. Keadaan makin runyam, tatkala polisi, tentara dan sat-pol PP hilir mudik di Pasar Ikan.
"Gak ada negosiasi sama sekali. Kita pusing, ada tentara, Polisi, Pol PP. Kios saya resmi, ada surat-suratnya, bertahun-tahun jualan disana. Tiba-tiba mau diusir," ujar Marlis yang sudah 46 tahun berjualan di Pasar Ikan.
[sam]
