Berita

hasto kristiyanto/net

Sekjen PDIP Heran Dengan Sikap SBY Yang Tak Mau Dikritik Publik

SELASA, 05 APRIL 2016 | 20:25 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Kritik merupakan salah satu perwujudan nilai-nilai demokrasi di Tanah Air. Karena itu cukup mengherankan bila ada elit partai politik yang tak mau menerima kritik dari masyarakat. Kritik juga diperlukan sebagai kontrol terhadap kekuasaan, sehingga terhindar dari penyalahgunaan wewenang yang begitu besar oleh parpol ketika berada dalam kekuasaan.

Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto saat membuka pelatihan tim kampanye PDI Perjuangan di Kantor DPP PDI-P, Jakarta (Selasa, 5/4).

Pernyataan Hasto ini terkait dengan perkataan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, yang mengatakan bahwa Demokrat saat ini sedang fokus untuk berbenah diri. Untuk itu, SBY meminta agar partainya tidak diganggu dan diserang secara berlebihan. SBY pun memohon agar tak di-bully.


Hasto mengatakan, saat Megawati Soekarnoputri menjadi Presiden RI dan Ketua Umum PDI Perjuangan, tidak pernah menolak kritik yang diberikan masyarakat. Ini karena baginya, berpolitik adalah tradisi membangun organisasi dengan merespons berbagai kritik.

"Sementara itu, di luar sana, ada pemimpin yang memohon agar partainya dijauhkan dari serangan kritik," kata Hasto.

Hasto menambahkan, kritik diperlukan untuk menjaga moralitas dan etika politik seorang politisi. Sepanjang, politisi bertingkah sesuai dengan ideologi keyakinan yang dianut partainya, kritik dapat menjadi realitas untuk menghidupkan demokrasi. Lebih-lebih, demokrasi tanpa kritik dan otokritik hanya membuat partai berdiri di menara gading kekuasaan.

Selain soal partai yang harus mau menerima kritik, Hasto juga menyinggung bagaimana pernyataan SBY yang seolah menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak mampu mengendalikan kinerja anak buahnya di Kabinet Kerja. "Kami hormati kritik Bapak SBY. Namun, perlu kami sampaikan bahwa cara berpolitik PDI Perjuangan adalah berpolitik terbuka," kata dia.

Menurut Hasto, politik panggung terbuka lebih memungkinkan perwujudan partisipasi masyarakat dalam menilai kinerja pemerintahan. Sebab, masyarakat dapat melihat secara langsung bagaimana silang pendapat terjadi antarmenteri dalam membahas kepentingan yang besar demi kemaslahatan masyarakat. Lebih jauh, Hasto menganggap, politik terbuka juga dapat menjadi gambaran bahwa PDI Perjuangan selama ini memang mengedepankan pola kerja kerakyatan daripada sekadar pencitraan.

"Politik panggung terbuka ini akan tetap jauh lebih baik daripada politik panggung tertutup, yang tampaknya santun, tetapi penuh dengan skenario korupsi dan manipulasi demokrasi melalui pemilu," demikian Hasto. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya