Berita

Pertahanan

Kasus Siyono, Din Syamsudin Minta Densus 88 Dituntut ke Mahkamah HAM

SELASA, 05 APRIL 2016 | 09:24 WIB | LAPORAN:

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsudin, merupakan salah satu tokoh yang mengecam keras tindakan semena-mena Densus 88 terhadap terduga teroris Siyono.

Siyono meregang nyawa secara mengenaskan di tangan pasukan elit anti teror. Din menegaskan, apa yang dilakukan oknum Densus ini tidak mencerminkan profesionalisme dalam penegakan hukum. Bahkan, Din menyebut tidak akan selamat hidup oknum Densus 88 yang telah bertindak sebagai "malaikat pencabut nyawa".

"Oknum-oknum Densus seperti ini tidak akan selamat hidupnya, (karena) telah mengambil alih tugas Allah yang Maha Pencipta, tidak selamat hidupnya dunia akherat. Tidak hanya dia, keluarganya juga," tegas Din di Jakarta, Senin, (4/4).


Din mendukung pemberantasan terorisme, namun cara yang dilakukan oleh pasukan elit yang dilatih oleh Australia ini menurutnya salah besar. Apa yang dilakukan Densus 88 ini justru malah makin melanggengkan terorisme.

"Ini pukulan bagi pemerintah. Tidak perlu mengambil langkah-langkah yg membela diri. Tanya saja pada hati nurani, betul tidak cara-cara seperti itu. Tidak benar itu, membunuh orang lain, sangat laknat di hadapan Allah," ucapnya.

Dia bahkan merekomendasikan agar Densus 88 dibubarkan, atau dituntut ke Mahkamah Hak Asasi Manusia untuk mempertanggungjawabkan nyawa yang melayang di tangan mereka. Cara penanggulangan terorisme menurutnya harus diubah, agar tidak membabi buta seperti sekarang ini.

"Densus 88 ini jelas melanggar HAM, saya mendukung bila perlu tuntut Densus 88 ke Mahkamah HAM," katanya.

Muhammadiyah sendiri, sebagai kuasa hukum Suratmi, istri Siyono, telah berkomitmen membantu Suratmi hingga memperoleh keadilan. Din menyampaikan, kalaupun Suratmi terpaksa angkat kaki dari kampung halamannya lantaran diusir oleh Kepala Desa setempat, Muhammadiyah siap memberikan rumah baru untuk Suratmi tinggal bersama anak-anaknya.

"Pimpinan pusat Muhammadiyah, sudah membantu Suratmi, kalau terpaksa terusir, ulah dari pamong yg tidak masuk akal, terprovokasi hasutan-hasutan pihak tertentu, Muhammadiyah akan membantu, menyediakan rumah baru di tempat lain," tandasnya.[dem]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya