Berita

foto :net

Nusantara

Reklamasi Pantai, Sekber Curiga DPRD DKI Main Mata

SENIN, 21 MARET 2016 | 14:50 WIB | LAPORAN:

Paripurna DPRD DKI Jakarta terus molor dan gagal dalam mengesahkan Rancangan Perda tentang Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) dan Rencana Tata Ruang (RTR) kawasan pantai utara.

Sementara pembangunan reklamasi teluk Jakarta terus berjalan seperti pada pulau G.

Demikian dikatakan koordinator Sekber Gerakan '98 Tolak Reklamasi Pantai Indonesia, Agung W Hadi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (21/3).


"Bahkan sudah sepuluh pulau telah diberikan izin oleh Pemda DK. Belum selesai dengan sengketa Izin Reklamasi Pulau G, Gubernur DKI kemudian menerbitkan izin baru secara diam-diam," kata Agung.

Hal tersebut menurut dia, menunjukkan tidak adanya keberpihakan dan perlindungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kepada nelayan tradisional serta pembangunan yang berorentasi menjaga kelangsungan lingkungan dan kehidupan.

Adapun pulau yang sudah mengantongi amdal dan reklamasi menurut data yang dimiliki Sekber Gerakan '98 yaitu Pulau C oleh PT Kapuk Naga Indah (276 hektar, sudah reklamasi), Pulau D oleh PT Kapuk Naga Indah (312 hektar, sudah reklamasi), Pulau E oleh PT Kapuk Naga Indah (284 hektar), Pulau F oleh PT Jakarta Propertindo (190 hektar), Pulau G oleh PT Muara Wisesa Samudera (161 hektar, sudah reklamasi).

Selain itu Pulau H oleh PT Intiland Development (3 hektar), Pulau I oleh PT Jaladri Kartika Ekapaksi (405 hektar), Pulau K oleh PT Pembangunan Jaya Ancol (32 hektar, sudah reklamasi),  Pulau L oleh PT Manggala Krida Yudha (481 hektare, sudah reklamasi), Pulau N oleh PT Pelabuhan Indonesia II (411 hektare, sudah reklamasi).

Sedangkan yang belum Amdal yakni Pulau A oleh PT Kapuk Naga Indah, (79 hektar), Pulau B oleh PT Kapuk Naga Indah (380 hektar), Pulau J oleh PT Pembangunan Jaya Ancol (316 hektar), Pulau M oleh PT Manggala Krida Yudha (587 hektar), Pulau O oleh PT Kawasan Berikat Nusantara (344 hektar), Pulau P oleh PT Kawasan Berikat Nusantara (463 hektar), Pulau Q oleh PT Kawasan Berikat Nusantara (369 hektar).

Sekber pun mencurigai kalau ada permainan di balik keluarnya amdal dan reklamasi tersebut. Apalagi, Pemda DKI Jakarta tak pernah mengumumkan secara terbuka analisis tersebut. Kabarnya bahkan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berencana menghapus analisis dampak lingkungan karena menghambat investasi. Matinya jutaan ikan.

"Belum lagi tarik menarik antarlembaga pemerintahan. Jelas tak ada niat pemerintah menjelasan secara jujur apa dan bagimana kebijakan itu lahir dan kenapa harus seperti dipaksakan dan main tak umpet dengan rakyat?" tanya Agung.

Di sisi lain DPRD sebagaimana fungsinya mengawasi setiap kebijakan Pemerintah Daerah dinilainya seperti sebuah peran tertulis saja tanpa terlihat nyata dalam prakteknya.

Menurutnya, wajar saja DPRD akhirnya dianggap oleh publik telah main mata dengan kebijakan yang jelas-jelas telah merugikan bagi kehidupan masyarakat dan memiliki ancaman lingkungan di DKI Jakarta sebagai ibukota negara Indonesia.

"Seriuskah DPRD DKI mengawasi setiap kebijakan gubernur warisan DKI? Atau hanya sandiwara politik yang terus dimainkan agar rakyat terpecah sementara kaum modal terus mengerus, meraup keuntungan dibalik polemik dan derita rakyatnya?" demikian Agung.[wid]


Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya