Hampir setiap hari terjadi pemadaman listrik di wilayah Lampung. Bahkan di usia yang mencapai 71 tahun kemerdekaan ternyata ada sekitar kurang lebih 60 desa yang tergabung di empat kecamatan di Lampung, sampai saat ini belum menikmati penerangan listrik dari PLN.
Masing masing kecamatan yang belum sama sekali dialiri listrik itu adalah Gedung Meneng, Dente Teladas, Rawa Jitu Selatan dan Rawa Jitu Timur.
M. Rasyid Azis selaku ketua Ormas Organisasi Rakyat Lampung mengaku sempat berdiskusi dengan General Manager PLN Lampung , Irwansyah terkait solusi pemadaman alias byar pet.
Menurut Irwansyah, ada kendala dalam pembangunan menara sutet (saluran udara tegangan ekstra tinggi) sebagai penghubung tower kelistrikan. PT Sweat Indo Lampung (SIL), anak perusahaan PT Sugar Group Company, tidak mengizinkan jaringan sutet melewati lahan kebun tebu milik perusahaan tersebut.
Namun setelah diteliti, jaringan sutet itu ternyata bisa melewati area perkebunan tebu jalur bawah tanah, dengan estimasi biaya sekitar 900 miliar rupiah. Persoalannya kini, PLN Lampung kebingungan untuk memperoleh anggaran senilai ratusan miliar tersebut.
"Saya harapkan pak Jokowi selaku presiden dan menteri ESDM dapat turun tangan langsung menyelesaikan persoalan kelistrikan di Lampung yang sudah sangat mengkhawatirkan," pinta Rosyid mengutip dari rilis persnya (Senin, 21/3).
Selain itu diharapkan kepada Gubernur Lampung Rido Ficardo dapat merayu PT SIL agar mengizinkan sebagian lahannya dilewati oleh jaringan Sutet PLN demi kepentingan rakyat Lampung.
Pihaknya juga meminta kepada Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono dalam
tour selanjutnya untuk wilayah Sumatera, khususnya Lampung agar dapat memberikan nasehat dan wejangan kepada Rido Ficardo yang notabene adalah ketua DPD Demokrat Lampung untuk tetap konsisten membela kepentingan rakyat Lampung dan tidak tunduk terhadap kemauan pengusaha perkebunan tebu PT SGC. Sekalipun orangtua kandung Rido duduk sebagai direktur di perusahaan gula terbesar di Asia tersebu
t.[wid]