Berita

pm kamboja hun sen/net

Dunia

PM Kamboja Bantah Beli "Like" Untuk Facebooknya

JUMAT, 18 MARET 2016 | 12:53 WIB | LAPORAN: AMELIA FITRIANI

Perdana Menteri Kamboja Hun Sen membantah telah membeli "like" atau tanda suka untuk halaman Facebooknya.

Hal itu disampaikan Hun Sen menyusul adanya komentar dari pemimpin oposisi Sam Rainsy yang menuding bahwa Hun Sen mengeluarkan dana untuk meningkatkan popularitasnya di Facebook dengan cara membeli "like".

Facebook resmi Hun Sen sendiri dibuat pada bulan September lalu dan telah memiliki 3,2 juta orang yang menyukai halaman tersebut.


Namun, pekan lalu, Phnom Penh Post melaporkan bahwa dari jutaan orang yang menyukai halaman Facebook Hun Sen itu bukan berasal dari Kamboja, melainkan dari luar negeri.

Laporan tersebut bahkan melampirkan data bahwa sekitar 255.692 orang yang menyukai halam Facebooknya berasal dari India, 98.256 dari FIlipina, 46.368 dari Myanmar dan 46.368 dari Indonesia.

Di halaman facebook miliknya itu, Hun Sen rajin berbagi kegiatan sehari-hari yang dilakukannya.

Dikritisi oleh media dan pihak oposisi, Hun Sen tegas membatah telah membeli "like" untuk Facebooknya.

"Saya tidak tahu dari mana saja mereka yang menyukai halaman saya berasal," kata Hun Sen seperti dimuat BBC (Jumat, 18/3).

Sedangkan terkait dengan pengguna Facebook dari India yang menyukai halamannya, Hun Sen hanya menyebut bahwa ia bahagia karena disenangi di India.

"Saya hanya senang bahwa saya, Hun Sen, telah diakui oleh orang-orang India dan orang di negara-negara lain sebagai Perdana Menteri Kamboja," tambahnya.

Untuk diketahui, Facebook memang melarang praktik pembuatan akun-akun palsu dan kerap melakukan pembersihan berkala atas akun-akun semacam itu. Namun dalam praktiknya, tidak bisa dipungkiri masih ada saja pihak yang bekerja untuk apa yang disebut dengan "peternakan klik", di mana mereka menjual sekumpulan akun palsu untuk menyukai suatu halaman Facebook. Tujuannya adalah untuk meningkatkan popularitas pengguna Facebook tersebut. [mel]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya