Berita

Persaingan Tommy Soeharto-Prabowo Subianto

MINGGU, 28 FEBRUARI 2016 | 19:07 WIB | OLEH: DEREK MANANGKA

SAMA-sama terkenal dan digadang-gadang punya simpanan uang dan kekayaan tak terbatas. Dua-duanya dikenal pernah punya isteri, tapi kemudian perkawinan mereka berakhir dengan perceraian. Memiliki ambisi yang besar dan selalu berbeda dengan orang kebanyakan, itulah persepsi umum bahkan sebuah stigma tentang Tommy Soeharto dan Prabowo Subianto.

*****

Kursi Presiden RI, bagi kalangan elit papan atas nampaknya merupakan tempat duduk yang paling menggoda untuk diduduki. Lihat saja Pilpres 2019. Masih sekitar tiga tahun lagi. Tetapi beberapa tokoh nasional atau yang menganggap diri mereka sudah menjadi tokoh, telah mendeklarasikan tekad. Ingin menjadi Presiden RI.

Ada pedangdut kondang Rhoma Irama, mantan Panglima TNI Jenderal purnawirawan Joko Santoso dan Tommy Soeharto.

Bukan mustahil makin dekat Pilpresnya, bakal bertambah lagi tokoh yang ingin menggantikan Presiden ke-7 Joko Widodo.

Dan satu nama yang diperkirakan bakal muncul lagi, Prabowo Subianto.

Perkiraan didasarkan pada bacaan, para konstituen Prabowo, tidak percaya dengan kekalahan Prabowo dari Joko Widodo dalam Pilpres 2014. Sehingga mereka terus mendorong agar Prabowo mencalonkan lagi.

Ditambah dengan melihat torehan kinerja Presiden Joko Widodo dalam satu tahun terakhir ini, yang mengandung banyak kelemahan, para konstituen percaya Prabowo bisa mengalahkannya di Pilpres 2019.

Namun yang menarik bukan soal banyaknya tokoh yang ingin bertarung. Juga bukan soal niat Prabowo bertarung kembali melawan Joko Widodo sebagai incumbent atau petahana. Melainkan munculnya Tommy Soeharto, ipar Prabowo Subianto dalam bursa capres 2019.

Mungkinkah Tommy Soeharto dan Prabowo Subianto bakal bersaing?
 
Pertanyaan ini memang masih terlalu dini. Sebab bagi Tommy, jalan dan prosedur yang harus dia tempuh sebelum resmi menjadi capres, masih cukup panjang dan penuh lika-liku.

Tapi andaikan Tommy lolos dalam seleksi pencalonan, siapakah yang paling berpeluang di antara mereka berdua ?
Yang pasti persaingan atau pertarungan Tommy dan Prabowo bakal lebih menarik.

Kalau diibaratkan dengan pertarungan tinju, duel Prabowo melawan Tommy akan merupakan sebuah pertarungan dua pentinju kelas berat dari satu sasana dan satu pelatih.

Pertarungan mereka bisa disebut sebagai "duel abad ini" atau sebuah "super duel".

Seharusnya mereka tidak boleh diduelkan. Namun mereka terpaksa bertanding karena faktor martabat dan harga diri sasana. Yang menjadi alasan bukan lagi soal hadiah yang menggiurkan.

Tommy ingin meneruskan legacy ayahnya Soeharto almarhum. Setelah hampir 18 tahun ayahnya lengser, Tommy tak lagi bisa menikmati "comfort zone" yang dulu diciptakan Pak Harto.

Prabowo ingin membuktikan latar belakangnya sebagai orang yang ditempa secara militer dan berjiwa enterpreneur, lebih cocok memimpin Indonesia.

Keduanya bisa dikategorikan sebagai sosok yang dibesarkan oleh satu orang. Yaitu Jenderal Besar Soeharto, penguasa Orde Baru yang memimpin Indonesia selama 32 tahun (1966-1998). Karena ikatan perkawinan, keduanya biasa disebut dari 'Keluarga atau Dinasti Cendana'.

Karena dibesarkan dalam tradisi keluarga militer, keduanya dikenal memiliki watak keras, tegas, petarung dan berwibawa.
Karena dibesarkan dalam lingkup kekuasaan yang cukup lama, watak keduanya dikesankan sedikit mengesampingkan prinsip-prinsip demokrasi.

Masih di dunia olahraga tapi dalam cabang sepakbola. Pertarungan keduanya dapat disamakan dengan tim sepakbola yang berlaga di Liga Utama Inggeris.

Pertarungan mereka disebut pertandingan Derby. Pertarungan dua tim yang berasal dari satu kota.

Sebagai satu kota, keduanya sama - ingin mempertahankan martabat dan keunggulan.

Di luar olahraga dan politik, sejauh ini kita tidak memahami secara jelas bagaimana hubungan kekerabatan dan kekeluargaan antara Prabowo dan Tommy. Dan kita tak ingin masuk campur urusan pribadi mereka.

Kita hanya tahu Tommy merupakan adik kandung Titik Soeharto. Sementara Titik Soeharto merupakan anak perempuan Soeharto yang dinikahi Prabowo Subianto. Pernikahan Titik Soeharto-Prabowo Subianto dikaruniai seorang putera.
Walaupun tidak ingin mencampuri, kita juga tidak bisa membohongi siapapun. Sebagai tokoh, kehidupan mereka tak lepas dari sorotan dan pergunjingan.

Sebagian besar rakyat jelata menyimpan sejumlah pertanyaan. Misalnya, apakah benar setelah perceraian Prabowo dengan Titik Soeharto lantas hubungan kekeluaragan antara Prabowo dan Keluarga Cendana, termasuk Tommy tentunya, memburuk?

Sehingga faktor ini pula yang menyebabkan, Tommy Soeharto sebagai anggota Keluarga Cendana tidak merasa rikuh bertarung dengan Prabowo yang nota bene masih saudara iparnya.

Dan yang pasti munculnya kedua nama ini di bursa capres, mengindikasikan bahwa keinginan Keluarga Cendana untuk berkuasa kembali, masih sangat kuat. Ambisi ini tentu wajar dan sah-sah saja.

Pertanyaan lainnya, apakah menebalnya keinginan Tommy Soeharto mengembalikan atau meneruskan kekuasaan ayahnya dikarenakan Keluarga Cendana merasa sedang disudutkan atau dizolimi?

Sebab merujuk pada putusan kasasi tentang keharusan Keluarga Cendana membayar ganti rugi kepada negara sebesar Rp 4 triliun-an, putusan itu jelas merupakan sesuatu yang baru.

Selama ini Keluarga Cendana seperti tak terkalahkan oleh hukum. Dengan keputusan itu menunjukkan bahwa hukum sudah berlaku bagi Keluarga Cendana. Hukum bagi Keluarga Cendanapun bisa dipolitisasi atau sebaliknya.

Ganti rugi itu dikaitkan dengan penyalah gunaan dana yayasan Supersemar. Yayasan ini di era pemerintahan Soeharto dikenal banyak memperoleh sumbangan dana dari berbagai badan. Dan sebaliknya Supersemar juga banyak memberi beasiswa.

Jika latar belakang soal penzoliman ini benar, maka pencalonan Tommy untuk menjadi capres 2019 memiliki beban yang cukup berat. Jika Prabowo belum lepas dari bayang-bayang Keluarga Cendana, pencalonan Tommy, adik iparnya, juga bisa menjadi "liability"nya.

Dengan beban dan "liability" itu, Keduanya bakal menjadi "musuh bersama" oleh para kandidat yang sama-sama ingin mencegah kembalinya rezim bergaya Soeharto.

Tidak berarti beban itu tak bisa diatasi. Akan tetapi untuk mengatasinya, Tommy dan Prabowo harus keluar dengan strategi baru dan jitu.

Bagaimana bentuknya, itulah tugas penting yang harus didahulukan oleh mereka berdua.

Yang pasti uang tak terbatas dan ketenaran, serta bayang-bayang Soeharto, tak bisa mereka berdua jadikan sebagai senjata andalan.[***]

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

UPDATE

Dirjen Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata Punya Harta Rp38 Miliar

Sabtu, 08 Februari 2025 | 11:26

Harga Minyak Melonjak, Sanksi AS ke Iran Picu Gejolak Pasar Global

Sabtu, 08 Februari 2025 | 11:01

Ditetapkan Jadi Tersangka, Ini Peran Dirjen Kemenkeu Isa di Kasus Korupsi Jiwasraya

Sabtu, 08 Februari 2025 | 10:44

Hujan Deras Sabtu Dini Hari, 16 RT dan 4 Ruas Jalan di Jakbar Terendam Banjir

Sabtu, 08 Februari 2025 | 10:20

Harga Emas Antam Dibanderol Rp1,66 Juta per Gram Hari Ini

Sabtu, 08 Februari 2025 | 10:11

Rocky Gerung: Bahlil Bersalah Membuat Dua Orang Meninggal Dunia

Sabtu, 08 Februari 2025 | 09:51

PHK Massal Dimulai Senin, Ribuan Karyawan Meta Bakal Terima Paket Pesangon

Sabtu, 08 Februari 2025 | 09:38

Partai Golkar Hari Ini Gelar Rakernas, Dibuka Bahlil

Sabtu, 08 Februari 2025 | 09:36

Permintaan Aset Safe-Haven Meningkat, Harga Emas Terdongkrak

Sabtu, 08 Februari 2025 | 09:28

Bahlil Kalkulasi Subsidi LPG 3 Kg Tak Tepat Sasaran hingga Rp 26 Triliun

Sabtu, 08 Februari 2025 | 09:17

Selengkapnya