Anggota Komisi III DPR RI, Masinton Pasaribu, telah dipanggil oleh jajaran fraksi PDI Perjuangan terkait laporan kasus penganiayaan terhadap asisten pribadinya, Dita Aditya.
Hal itu dikemukakan oleh politisi PDIP, Arif Wibowo. Ia mengungkapkan bahwa Masinton telah memberi klarifikasi ke internal fraksi. Masinton menegaskan, tuduhan kepadanya sama sekali tidak benar.
''Sampai hari ini, yang disampaikan Masinton masih kita yakini bahwa tidak ada penganiayaan,'' tegas dia.
Arif mengaku ada kejanggalan dalam laporan Dita ke Bareskrim Polri. Pasalnya kejadian yang disebut penganiayaan itu sudah berlangsung lewat seminggu lamanya.
Meski ada kejanggalan, Arif mengusulkan agar kasus tersebut diselesaikan secara kekeluargaan.
''Ini menjadi hubungan anggota terhadap tenaga ahli. Kalau kemudian dilaporkan ke Bareskrim, kita akan lihat. Ini menyangkut pribadi Masinton,'' jelasnya.
Masinton sendiri sudah membantah telah memukul Dita. Masinton menjelaskan, pada Kamis lalu (21/1) sekitar pukul 23.00 WIB, dirinya beserta supir dan staf ahli baru saja pulang dari sebuah acara. Sepulang dari acara, staf ahli Masinton dihubungi Dita yang meminta untuk dijemput.
Saat supir dan staf ahlinya menjemput di kawasan Cikini, sambung Masinton, Dita sudah dalam pengaruh minuman keras. Di tengah perjalanan, Dita terus berulah dan membahayakan keselamatan. Sampai akhirnya, karena terus berteriak-teriak dan menarik-narik setir mobil, secara tak sengaja Dita terpukul oleh staf ahli Masinton yang mengemudi mobil.
Masinton menilai ada unsur politis di balik aduan tersebut. Bahkan, aduan itu merupakan pembunuhan karakter. Anggota Pansus Pelindo II ini pun mempertimbangkan pelaporan balik sebagai langkah selanjutnya.
"Ini berarti kita sudah tahu motifnya politis. Aku dituduh mukul dia, ini pembunuhan karakter. Tanggal 21 Januari sudah mau sepuluh hari, terus dia enggak masuk, kirain lagi pemulihan. Enggak ada apa-apa kok, tiba-tiba saja (dilaporkan)" ungkap Masinton.
[ald]