Berita

salamuddin daeng/net

Bisnis

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Sangat Membahayakan Indonesia

MINGGU, 31 JANUARI 2016 | 17:58 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung yang masuk dalam investasi jangka panjang dipertanyakan keuntungannya.

Pengamat ekonomi politik Salamuddin Daeng mengatakan, pembangunan kereta cepat sangat membahayakan karena lebih banyak membawa keuntungan bagi investor dari China.

Salamuddin menegaskan pada proyek tersebut pemerintah Indonesia melalui beberapa BUMN, diharuskan membayar seluruh biaya investasi tersebut mulai dari upah pekerja, biaya bahan seperti besi dan armada. Seluruhnya dibayarkan menggunakan dolar Amerika. Sementara itu, Indonesia hanya mendapatkan pemasukan dari penjualan tiket yang patokan harganya menggunakan rupiah.


"Jadi kita mendapatkan bayaran rupiah dari warga yang menggunakan kereta cepat untuk membayar hutang investasi menggunakan dolar, tentu ini harus diwaspadai," ujarnya dalam diskusi 'Percepatan Pembangunan Infrastruktur VS Restrukturisasi BUMN' yang di selenggarakan oleh Jaringan Rakyat Peduli BUMN (JRP BUMN) di Jakarta, Minggu (31/1).

Lebih lanjut Kepala Pusat Kajian Ekonomi Politik Universitas Bung Karno ini mengatakan, pengerjaan proyek kereta cepat hanya membangkitkan usaha dalam negeri China, sebab seluruh komponen di buat di negara tersebut. Mulai dari pembuatan besi untuk rel hingga teknologi keretanya. Dengan demikian Indonesia tidak mendapatkan apa-apa.

"Ini yang harus diketahui oleh masyarakat Indonesia, bahwa ada sisi gelap dari proyek pembangunan kereta cepat Jakarta Bandung," tuturnya.

Lebih lanjut yang menjadi pertanyaan adalah mengapa pembangunan tersebut di jalur Jakarta-Bandung yang selama ini sudah ada moda transportasi yang memadai. Mulai dari kereta dan tol yang membuat waktu tempuh Jakarta-Bandung bisa lebih cepat.

"Harusnya jika memang ingin membangun infrastruktur kenapa tidak di lokasi yang belum tersentuh sama sekali misalnya jalur strategis jarak jauh Jakarta-Surabaya," demikian Salamuddin.[dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya