Berita

ilustrasi/net

Bisnis

Harga Pangan Naik, Segera Bentuk Badan Pangan Nasional

MINGGU, 31 JANUARI 2016 | 15:16 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Akhir Januari ini, Indonesia kembali gaduh akibat gejolak harga pangan. Tercatat beberapa komoditas mengalami kenaikan harga, diantaranya beras dan daging.

Fenomena gejolak harga pangan ini bukan yang pertama kali terjadi. Tercatat di awal tahun 2015 dan 2014 harga beras juga mengalami gejolak.

Dari pantauan Serikat Petani Indonesia (SPI), ada yang salah baik dari persediaan, rantai pasok maupun distribusi. Untuk yang terakhir, jika barang ada, maka ada masalah yang membuat produksi pangan tidak bisa mengalir ke konsumen.
 

 
Sementara terkait beras, harga cenderung naik jika pemerintah tidak memiliki cadangan stok (buffer stock) yang cukup.

"Pemerintah harus mulai evaluasi stok beras Bulog, karena stok minimum saat ini gampang diakali pedagang," terang Ketua Umum SPI Henry Saragih di Jakarta, Minggu (31/1).

"Tingkat konsumsi kita besar, seharusnya Bulog memiliki cadangan yang lebih signifikan agar bisa menghempang spekulasi," ujar Henry lagi.

Cadangan beras untuk negara-negara 'pemakan' beras relatif lebih tinggi dibandingkan Indonesia. Thailand contohnya, bisa sekitar 17 juta ton (dari 67 juta jiwa populasi atau 1:4). Malaysia 300 ribu ton (dari 30 juta jiwa, 1:100). Filipina 930.000 ton (dari 102 juta jiwa, 1: 110). Bandingkan dengan Indonesia, yakni 1,3 juta ton dari total 250 juta jiwa atau 1:192.

"Dari perbandingan ini, selayaknya Bulog punya cadangan 2,5 hingga 5 juta ton beras," terang Henry.

Oleh karena itu menurut Henry, pemerintah harus segera membentuk badan pangan nasional sesuai dengan perintah UU Pangan 18/ 2012. Hal ini untuk mengintegrasikan kebijakan pangan di Indonesia yang saat ini parsial, di antara Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, dan Bulog berjalan masing-masing.

Henry melanjutkan, Bulog harus dikembalikan fungsinya sebagai badan penyangga pangan nasional yang tidak mesti bertanggung jawab ke Menteri BUMN, namun ke badan pangan nasional tersebut.

"Bulog hars melengkapi perangkatnya operasional organisasinya untuk bisa mempunyai stok pangan yang besar, dan sanggup menjangkau ke seluruh daerah di Indonesia," katanya.

Pemerintah juga perlu mengkaji dampak kekeringan yang masih dialami beberapa daerah. Bulog juga perlu relaksasi dan membeli lebih banyak, langsung dari petani. Ini terkait dengan aturan/standar ketat Bulog yang sering tak bisa membeli langsung.

Selanjutnya, Kementerian Pertanian segera memperbaiki data produksi pertanian dan peningkatan produksi pertaniannya dengan menjalankan pembaruan agraria dan mengembangkan pertanian yang ekologis untuk memenuhi kebutuhan nasional demi tegaknya kedaulatan pangan nasional.

"Akhirnya, ya aparat kepolisian tinggal mencari spekulan. Yang bermain, langsung tindak saja. Karena spekulan ini yang menjadi dalang kenaikan harga pangan pada 2008 lalu," tutup Henry.[dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya