Berita

Viva Yoga Mauladi/net

Politik

Ribuan Ton Jagung Disegel, Komisi IV Segera Panggil Dirjen Peternakan

KAMIS, 28 JANUARI 2016 | 18:57 WIB | LAPORAN:

. Industri perunggasan di Indonesia saat ini dalam kondisi akut. Ibarat penyakit, perlu diagnosa secara cermat sehingga obat yang diberikan bisa memberi kesembuhan. Industri perunggasan juga selalu didera problematika, salah satunya adalah kelangkaan bahan baku utama pakan ternak yaitu jagung.

Setelah mendengarkan pengaduan dari Federasi Masyarakat Perunggasan Indonesia (FMPI), Komisi IV DPR berencana memanggil Dirjen Tanaman Pangan dan Dirjen Peternakan Kementerian Pertanian, termasuk Bulog dan FMPI sendiri.

"Kita akan mencari solusi terhadap kelangkaan ‎jagung. Apalagi kelangkaan jagung hingga 80 persen. Ada kebijakan yang menghambat sehingga harga jagung mahal. Pihak terkait persoalan itu akan panggil lagi, Selasa pekan depan," ujar Wakil Ketua Komisi IV DPR, Viva Yoga Mauladi di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (28/1).

‎Pemanggilan Bulog tersebut dipicu dari penjelasan anggota FMPI yang curhat kalau sebanyak 600 ribu ton jagung impor tidak bisa dikeluarkan dan disegel. Mentan Amran Sulaiman beralasan kalau jagung itu selundupan dari luar negeri.

Ketua Umum Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT), Sudirman membantah kalau jagung itu selundupan alias ilegal. "Semuanya terang benderang. Tidak ilegal. Jadi tolong Mentan jangan asal bicara," tegasnya.

Menurut Viva Yoga Mulyadi, pihaknya akan menjembatani persoalan tersebut agar jagung impor itu dikeluarkan karena sangat dibutuhkan oleh perusahaan pakan untuk dijadikan pakan ternak.

Persoalan itu ujar politisi PAN ini tidak bisa dilepaskan dari perbedaan tafsir hukum dari Kemneterian Perdagangan dan Kemneterian Pertanian.

"Desember 2014 juga pernah disegel 400 ribu ton jagung impor. Dan sekarang ada 600 ribu ton. Ini problem. Pengusaha bilang tidak ilegal karena sudah mendapat persetujuan Mendag. Tapi kenyataan di lapangan justru jagung disegel karena dianggap barang selundupan," kata Viva.

Dari persoalan itu, dia menyayangkan kalau kebijakan impor antara dua kementerian yaitu Kemendag dan Kementan tidak satu pintu. "Seharusnya kebijakan impor seperti ini harus dirumuskan di tingkat Menko dan di rapat terbatas dan diikuti kementerian teknis. Persoalan impor sebenarnya masalah sederhana namun kenapa koordinasi kebijakan tidak jalan," katanya.

Sedangkan Anggota Komisi IV ‎dari Fraksi Partai Gerindra, Darori Wonodipuro mengatakan permintaan FMPI agar 600 ribu jagung impor yang ditahan segera dikeluarkan sangat wajar. Mereka ujarnya menuntut keadilan. Sebab saat ini industri perunggasan sangat membutuhkan jagung tersebut untuk dijadikan pakan ternak.

Dia menyayangkan kalau dua kementerian tidak sejalan dalam melaksanakan kebijakan impor. Diakuinya dulu ada surat edaran dari Dirjen Peternakan bahwa untuk impor jagung harus ada rekomendasi dari Dirjen Peternakan. Tapi justru ada larangan impor yang dikeluarkan Mentan.

"Sedangkan asosiasi peternakan merasa larangan Mentan itu tidak wajib karena Mendag mengizinkan impor. Tapi 600 ribu ton jagung impor malah disegel. Makanya peelu dicari solusi untuk menyelamatkan perunggasan Indonesia," tegas Darori. [rus]

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya