Berita

blok masela/net

BLOK MASELA

Argumen Teknis Kilang Laut Untuk Blok Masela Jadi Lelucon Para Ahli

SELASA, 26 JANUARI 2016 | 11:48 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Kelompok yang memaksakan agar pengelolaan Blok Masela meggunakan skema Liquefied Natural Gas (LNG) laut menggunakan berbagai alasan teknis. Antara lain, di selatan Maluku banyak gempa, ada palung yang dalam, kandungan wax (lilin) pada gas yang merepotkan dalam pipanisasi, dan tingginya arus bawah laut yang bisa membahayakan jaringan pipa.

"Berbagai argumen teknis ini seolah-olah benar adanya. Namun di mata para ahli yang paham betul teknologi migas, semuanya justru menjadi lelucon belaka," kata Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli, kepada redaksi (Senin, 25/1).

Soal di bagian selatan Maluku yang disebut-sebut banyak gempa, misalnya. Menurut Rizal, data sesimotektonik dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang ada justru menunjukkan, selama 200 tahun terakhir kawasan itu sama sekali tidak mengalami gempa. Gempa memang terjadi, tapi itu lokasinya di bagian tengah dan utara Maluku. Begitu juga dengan adanya palung dalam yang menyulitkan jaringan pipa bawah laut, data yang ada menunjukkan kemiringannya hanya 2-3 derajat saja.


"Menurut kontraktor INPEX, guna mengatasi kandungan wax pada gas lapangan Masela dibutuhkan biaya yang sangat besar. Akibatnya biaya investasi skenario Kilang LNG darat menjadi lebih mahal karena harus menyediakan Floating  Production Storage and Offloading (FPSO). Benarkah demikian? Tidak," tegas Rizal.

Rizal menjelaskan bahwa kadar lilin  hanya dikandung hidrokarbon fasa fluida (minyak bumi). Kalaupun produksi lapangan abadi mengandung mengandung wax, maka secara teknis akan dipisahkan dan ditampung di fasilitas produksi atau FPSO. Hasil produksi minyak di lapangan lepas pantai, akan dipindahkan ke tanker dan dibawa ke kilang minyak untuk diolah. Sedangkan gas yang sudah bersih atau disebut sebagai lean gas dialirkan melalui jalur pipa ke darat.

"Kepada mereka yang ngotot menghendaki pembangunan Floating LNG baiknya mau bersikap lebih jujur dan berhati bersih. Sejumlah argumen dan dalih untuk mendukung FLNG terbukti mengada-ada dan bisa dipatahkan," demikian Rizal. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya