Berita

rizal ramli/net

BLOK MASELA

Menteri Rizal: Faktanya, Biaya Kilang Darat Lebih Murah Dibandingkan Dengan Kilang Laut

SELASA, 26 JANUARI 2016 | 06:39 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Selama ini ada manpiluasi data terkait dengan blok Masela. Dengan manipulasi data ini misalnya, maka seolah-olah secara keekonomian, biaya Liquefied Natural Gas (LNG) darat lebih mahal dibandingkan dengan LNG laut.

"Manipulasi itu bersumber dari data-data yang dipasok calon operator sekaligus vendor pembangunan kilang, jika jadi di laut," kata Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli, kepada redaksi (Senin, 25/1).

Di antara cara memanipulasi data tersebut, jelas Rizal, adalah dengan perbedaan konversi mata uang. Rancangan skema biaya melalui kilang laut, dikonversi dengan dolar Australia. Sedangkan untuk kilang darat atau onshore dikonversi dengan menggunakan denominasi dolar AS yang sebesar 3,5 miliar dolar AS per mtpa.


"Dengan cara ini, maka wajar jika  biaya kilang darat seolah-olah menjadi lebih mahal daripada kilang apung," jelas Rizal.

Padahal, lanjut Rizal, dengan menggunakan asumsi biaya riil pembangunan kilang FLNG Prelude yang 3,5 miliar dolar AS per mtpa, maka perkiraan pembangunan floating  LNG Masela mencapai 22 miliar dolar AS. Sebaliknya, berbekal asumsi biaya riil sejumlah kilang LNG darat yang ada seperti di Arun, Bontang, Tangguh dan Donggi maka perkiraan biaya LNG darat Masela di Pulau Selaru, sekitar 90 km dari blok Masela, hanya 16 miliar dolar AS.

Rizal pun menambahkan, hingga kini, teknologi kilang laut belum proven. Di dunia, baru satu proyek pembangunan yang menggunakan LNG laut yaitu blok Prelude, Australia. Kapasitas di Prelude pun jauh lebih kecil daripada Masela, yaitu 3,6 juta ton per tahun. Sementara Masela mencapai 7,5 juta ton per tahun.

Rizal pun menegaskan bahwa pemanfaatan lapangan gas Blok Masela akan memperhatikan kepentingan daerah sekitar ladang gas, khususnya dan kawasan Indonesia Timur umumnya.

"Karena itu, pemanfataan blok Masela harus mampu memberi multiplier effect seluasnya, baik dalam hal penyerapan tenaga kerja, penyerapan tingkat kandungan lokal, transfer teknologi, maupun pembangunan industri petrokimia," demikian Rizal. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya