Berita

net

Nusantara

Proyek Kereta Cepat Kurang Bermanfaat

SELASA, 26 JANUARI 2016 | 04:40 WIB | LAPORAN:

Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta menunda proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung yang baru diresmikan beberapa waktu lalu.

Menurut anggota Komisi V DPR M. Nizar Zahro, alasan kuat penundaan antara lain agar proyek tersebut dibangun dengan mematuhi Peraturan Pemerintah Nomor 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Kemudian mematuhi PP Nomor 27/2012 tentang Izin Lingkungan.

"Sesuai pandangan Fraksi Gerindra di Komisi V terhadap Kementerian Perhubungan tentang proyek kereta cepat agar ditunda, walaupun sudah ada Perpres Nomor 107/2015 tentang kereta cepat Jakarta-Bandung," katanya di Gedung DPR, Jakarta, Senin (25/1).


Nizar memastikan, proyek tersebut akan menjadi beban keuangan negara dengan pinjaman dari Tiongkok sebesar Rp 79 triliun dengan diangsur selama 60 tahun. Apalagi, tahun 2015 tanggung jawab APBN cukup berat untuk angsuran cicilan hutang sebesar Rp 365 triliun.

"Secara asas manfaat proyek ini kurang bermanfaat karena hanya sepanjang 141 kilometer, dan agak bertentangan dengan konsep Presiden yang akan membangun tol laut," jelasnya.

Komisi V juga mengkhawatiran eksodus pekerja asal Tiongkok dalam proyek itu akan menghilangkan kesempatan kerja bagi penduduk lokal. Mengingat, salah satu syarat pengerjaan proyek adalah melibatkan pekerja dari Negeri Tirai Bambu.

Diketahui, Presiden Jokowi meresmikan pembangunan mega proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Lokasi groundbreaking berada di kebun teh Walini, Cikalong Wetan, Bandung Barat, Jawa Barat. Proyek senilai lebih dari Rp 70 triliun itu realisasi dari kerja sama antara pemerintah Indonesia dengan Tiongkok.

Proyek kereta cepat sepanjang 141 kilometer itu akan menghubungkan Stasiun Halim Perdanakusuma di Jakarta Timur dengan Stasiun Tegalluar di Bandung. Kereta akan melalui empat stasiun yakni Halim, Karawang, Walini, dan Tegalluar. [wah]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya