Berita

Bisnis

Yusril: KA Cepat Jakarta-Bandung Proyek Grusa-Grusu

MINGGU, 24 JANUARI 2016 | 16:58 WIB | LAPORAN:

Pakar Hukum Tata Negara, Yusril Ihza Mahendra, mengkritisi proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung yang baru saja dirilis peletakan batu pertamanya oleh Presiden Joko Widodo pada Kamis, 21 Januari lalu.

"Proyek grasa-grusu, tulisan di prasasti pun terlihat aneh," tulis Yusril melalui akun Twitternya, @yusrilihza_mhd, kemarin.

Yusril mengatakan bahwa penulisan prasasti peletakan batu pertama itu terjadi kesalahan. Yusril juga menampilkan buktinya melalui sebuah foto prasasti. Bukan kata "pembangunan" yang seharusnya ditulis di batu prasasti, tapi malah kata "pembagunan".
 

 
"Nama tempat dan tanggal lazimnya diletakkan sebelum tandatangan," tulis Yusril menjelaskan kejanggalan lainnya di prasasti.

Sepanjang cuitan Yusril mempostingkan kritik atas pembangunan kereta cepat tersebut. Ada enam kali postingan yang ia muat sepanjang 18 jam terakhir. Dia menyoroti kesalahan penulisan prasasti dan utang yang dilakukan oleh Indonesia pada Cina.

Ketua Umum Partai Bulan Bintang itu juga menyinggung soal utang Rp 79 triliun yang dilakukan oleh empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Salah nulis prasasti mungkin hal kecil, tapi utang proyek ini hampir Rp 79 triliun sama Cina bukan masalah kecil."

Menurut dia, jika proyek prestisius ini gagal maka sahamnya bakal diambil alih oleh Cina. Hanya saja dia tidak menjelaskan secara rinci terkait kritiknya terhadap empat BUMN yang melakukan utang kepada Cina.

Di akhir cuitannya, Yusril mengkritik kerjasama tersebut yang menimbulkan utang besar dan harus diangsur oleh negara hingga 60 tahun ke depan. Menurut dia, jika proyek lancar, maka utang tersebut bakal dilunasi oleh generasi penerus di masa mendatang.

"Kalau macet, 4 BUMN terancam, bos," cuitnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meresmikan peletakan batu pertama pembangunan kereta cepat Bandung-Jakarta bersama utusan khusus Cina. Jokowi berharap kerja sama Indonesia-Cina bisa berlanjut baik dalam sektor infrastruktur, manufaktur, dan sektor lain. Menurut Jokowi, megaproyek kereta cepat senilai US$ 5,5 miliar itu sudah dibicarakan sejak akhir 2014 dengan kondisi naik-turun.

Megaproyek kereta cepat Jakarta-Bandung sempat berdampak pada hubungan diplomatik Indonesia dengan Jepang dan memanaskan persaingan ekonomi Cina-Jepang. Sebab, sejak 2011, Jepang telah mengkaji studi kelayakan dalam proyek yang sama. Namun, pada Maret 2014, Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno meneken nota kesepahaman penggarapan proyek kereta cepat dengan Cina.[dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya