Pihak Balaikota Pemprov DKI Jakarta belum mendapat informasi jelas tentang kabar Gubernur Basuki Tjahaja Purnama menjadi target teroris.
Namun begitu, Kepala Biro Umum Provinsi DKI Jakarta, Agustino Dharmawan memastikan, sejak bulan November 2015 lalu hingga kini pengamanan di Balaikota terus diperketat.
"Kami kerja sama dengan TNI-Polri, kami tingkatkan terus keamanan di Balaikota," ujar Agustino saat dikonfrimasi, Kamis (21/1).
Ditanya lebih lanjut keterlibatan TNI/Polri dalam pengamanan Balaikota, Agustino menolak untuk blak-blakan.
"Ya enggak bisa gembar-gembor berapanya, masa iya kami buka kalau kami punya pistol berapa, pokoknya ada peningkatan itu saja yang bisa saya berikan," pungkasnya.
Terkecuali untuk petugas pengamanan dalam (Pamdal) sendiri, menurut dia, ada kurang lebih 100 lebih personil yang dibagi dalam tiga shift dikerahkan berjaga-jaga setiap harinya.
"Kalau pagi dan siang itu 40 orang kalau malam 30 orang," tutupnya.
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian menerangkan berdasarkan pengakuan dari salah satu dari 12 terduga teroris yang telah ditangkap polisi. Terduga teroris bernama Andika mengaku salah satu target incaran dalam operasi kelompok mereka adalah pimpinan di Pemda DKI.
"Andika adalah salah satu sel Bahrun Naim di Indonesia. Dia sudah ditangkap dan dari pemeriksaan terungkap jika mereka memiliki 4 kelompok target yang akan disasar dalam aksinya," kata Kapolda, dalam sebuah diskusi dengan kalangan media di Polda Metro Jaya.
Saat ditanya apakah pejabat Pemda DKI itu adalah Gubernur Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok, mantan Kapolda Papua itu membenarkan dengan tersenyum dan mengangguk meski tidak menyebut nama.
Tito pun menambahkan berdasarkan pengakuan jaringan Bahrun Naim bernama Andika ini terungkap bahwa empat kelompok sasaran mereka adalah petinggi pemerintahan, petinggi Polri, pejabat Pemda DKI dan pejabat Mapolres Solo, Jawa Tengah.
[wid]