Berita

nusron wahid/net

Nusron Wahid Desak Kemendikbud Tarik Buku TK Bermuatan Radikalisme

KAMIS, 21 JANUARI 2016 | 09:58 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan harus menarik semua buku pelajaran anak TK atau PAUD yang didalamnya terdapat konten penyebaran paham radikalisme. Buku-buku tersebut harus segera dicabut dari peredaran karena berpotensi menjadi sarana cuci otak agar generasi bangsa mulai tertanam paham radikalisme sejak dini.

"Ini sangat bahaya sehingga pemerintah harus bertindak cepat. Sisir semua daerah yang ada peredaaran buku itu dan segera tarik dari peredaaran. Pemerintah jangan membiarkan anak-anak kita dirusak pikirannya dengan penyelundupan paham radikalis seperti termuat dalam buku-buku itu," kata Ketua PBNU, Nusron Wahid, dalam keterangan beberapa saat lalu (Kamis, 21/2).

Mantan Ketua Umum GP Ansor ini juga meminta pemerintah beserta pihak berwajib melakukan penyelidikan apakah ada unsur penghasutan dan penyebaran ajaran radikalis yang kecenderungannya membenarkan praktik kekerasan dengan mengatasnamakan jihad. Sebab, di dalam buku itu memang terdapat kalimat dan kata-kata yang selama ini identik dengan pemahaman radikalis untuk membenarkan terorisme.


"Menurut kami, ini memenuhi syarat secara hukum agar penulisnya diperiksa. Tidak boleh yang seperti ini dianggap remeh dan dibiarkan begitu saja mengingat persoalan terorisme di bangsa ini benar-benar sudah jadi ancaman nyata. Apakah kita mau membiarkan anak-anak kita sejak kecil sudah dicekoki paham seperti itu?," tukasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, GP Ansor menemukan buku pelajaran untuk tingkat Taman Kanak-kanak yang berbau unsur radikalisme beredar di Depok, Jawa Barat. Penemuan tersebut berdasarkan adanya laporan orangtua salah satu murid TK yang ada di Depok pada Selasa (19/1/2016). Buku berbau unsur radikalisme itu dikemas dalam bentuk metode belajar membaca praktis berjudul Anak Islam suka membaca.

Di dalam buku tersebut terdapat 32 kalimat yang mengarahkan kepada tindakan radikalisme. Buku tersebut dicetak pertama tahun 1999 kemudian tahun 2015 sudah mencapai cetakan ke 167. Penerbitnya Pustaka Amanah alamatnya di Jalan Cakra No. 30 Kauman, Solo dengan penulis Murani Musta'in. Menurut informasi yang didapatkan Sekjen GP Ansor Adung Abdurrochman, Murani Musta'in merupakan istri dari  Ayip Syafruddin yang merupakan pimpinan kelompok Laskar Jihad di Solo. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya