Berita

GP Ansor: Waspadai Peredaran Buku Berbau Radikalisme Untuk Anak TK

RABU, 20 JANUARI 2016 | 15:44 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Buku pelajaran untuk tingkat Taman Kanak-kanak (TK) ditemukan berbau unsur radikalisme. Buku ini beredar di Depok, Jawa Barat.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Umum GP Ansor, Benny Rhamdani. Benny pun menilai buku tersebut patut diduga dalam upaya mencuci otak kepada anak-anak terkait paham radikalisme. Buku tersebut dikemas dalam bentuk metode belajar membaca praktis berjudul "Anak Islam suka membaca."

Di dalam buku tersebut, jelasnya, terdapat 32 kalimat yang mengarahkan kepada tindakan radikalisme di antaranya sabotase, gelora hati ke Saudi, bom, sahid di medan jihad, selesai raih bantai Kiai hingga cari lokasi di Kota Bekasi. Kemudian ada juga kalimat dan kata kata yang mengandung radikalisme seperti 'rela mati bela agama', 'gegana ada dimana', 'bila agama kita dihina kita tiada rela', 'basoka dibawa lari', dan 'kenapa fobi pada agama'.


"Berdasarkan informasi, TK yang menjadikan buku ini sebagai bahan pelajaran di Depok, kabarnya dijadikan tempat bimbingan dan konsultasi metode belajar membaca praktis. Dikhawatirkan di beberapa wilayah lain buku ini juga tersebar," kata Benny Rhamdani dalam konferensi pers di Kantor GP Ansor, Jakarta Pusat (Rabu, 20/1).

"Di tangan kami ada 5 jilid. Buku ini dicetak pertama tahun 1999 kemudian tahun 2015 sudah mencapai cetakan ke 167. Penerbitnya Pustaka Amanah alamatnya di Jalan Cakra No. 30 Kauman, Solo. Penulisnya Murani Musta'in," sambung Benny.

Sekjen GP Ansor Adung Abdurrochman mengungkapkan, penulis buku tersebut yakni Murani Musta'in merupakan merupakan istri dari pimpinan pimpinan kelompok Laskar Jihad di Solo, Ayip Syafruddin. Menurut dia, kelompok pimpinan Ayip tersebut diduga menyebarkan paham radikalisme yang ideologinya berasal dari paham penganut Salafi Wahabi.

"Penulis juga memasukkan aspek ideologinya seperti di halaman 18 buku jilid 4 disebutkan nama Bin Baz yang merupakan Syekh dari Salafi Wahabi. Nampak di dalam kalimat yang dipilih adalah mengorbankan jihad dalam tanda kutip radikalisme," jelasnya.

Karena itu, dia berharap seluruh wilayah di Tanah Air mewaspadai peredaran buku ini khususnya di kalangan anak-anak yang sedang memasuki pendidikan usia dini (PAUD). Buku itu tidak hanya bisa ditemukan peredarannya di toko buku, tetapi juga dapat dibeli melalui internet. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya