Berita

foto :net

Nusantara

TRAVELLING

Turis Timur Tengah Ke Indonesia Belum Banyak

Potensi Wisata Syariah Terbuka Lebar
SENIN, 18 JANUARI 2016 | 16:38 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Bumi Gora, di timur Indonesia. Dan Aceh yang dikenal sebagai Serambi Mekah di barat Indonesia. Dua tempat ini paling potensial dikembangkan sebagai destinasi wisata halal. Selain alam yang indah, budaya dan kulinernya menarik, suasana kehidupan religius masyarakatnya juga amat mendukung.

Wisata halal atau ada juga yang menyebut wisata syariah sebetulnya sudah booming duluan di luar Indonesia. Sepuluh tahun terakhir, Malaysia menerapkan konsep ini. Dan, sekitar 3-4 tahun belakangan, menyusul China, Thailand, Korea Selatan, Jepang dan Vietnam. Meski mayoritas penduduknya non-Muslim, tapi mereka berani membidik pasar ini.

Potensi wisata halal amat besar. Pasarnya jelas. Indonesia harusnya bisa jadi kiblat wisata syariah dunia. The United Nations World Tourism Organization (UNWTO), sebuah lembaga PBB di bidang pariwisata mencatat, jumlah wisatawan Timur Tengah sekitar 30-an juta setiap tahun. Dan hanya satu juta orang dari mereka yang menyambangi kawasan ASEAN. Lalu, tak sampai 200 ribu orang yang singgah ke Indonesia. Sisanya kemana? Ketua Umum DPP Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Asnawi Bahari menyebut, terbanyak ke Malaysia. Alasannya, kenyamanan dan keamanan.


Ini ironi. Sebaliknya, orang Indonesia yang berkunjung ke Timur Tengah, jumlahnya jutaan. Dari umroh dan haji saja, bisa mencapai 6 jutaan jemaah per tahunnya. Data menunjukkan, kedatangan turis Timur Tengah ke Indonesia menunjukkan tren bagus. Merujuk Kementerian Pariwisata, pertumbuhannya mencapai 26 persen di tahun
2014, atau sekitar 170 ribu orang. Tahun ini harapannya naik hingga 300 ribuan orang.

Pasar bagus, dan konektivitas memadai,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya, tentang ini.

Setidaknya, sekarang ada empat maskapai besar Timur Tengah masuk ke Indonesia, yaitu Etihad Airways, Qatar Airways, Emirates Airline dan Turkish Airline. Untuk menarik mereka datang ke Indonesia, tuan rumah mesti menyiapkan keperluan yang mendukung wisata syariah.

Definisinya tentu tak hanya menyiapkan makanan halal dan mushola atau masjid di tempat wisata. Isu terpenting adalah infrastruktur yang memberi kemudahan akses menuju lokasi, layanan profesional dan higienitas atau kebersihan.***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya