Berita

foto :net

Nusantara

Gold Island Di Ujung Barat

SENIN, 18 JANUARI 2016 | 16:30 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Sehari setelah peringatan 11 tahun tsunami, Pantai Lampuuk Aceh ramai pengunjung. Wanita-wanita berhijab berlarian di pinggiran pantai. Mereka terlihat gembira. Baju gamisnya dibiarkan menyapu pasir pantai, dan sengaja basah oleh percikan ombak. Padahal, panas siang itu terasa menusuk kulit. Wanita bercelana panjang malah banyak yang langsung byuur... nyebur.

Lalu berenang dengan pakaian tertutup. Teman-temannya bersorak. Saya ada di situ. Mungkin bagus ya, kalau di sini ada pusat water sport syariah. Permainan air yang seru tapi tetap syar’i dengan penyewaan pakaian renang Muslim,” kata teman saya, yang juga Muslim. Dia sekarang birokrat di sebuah Kementerian.

Saya empat hari berada di Aceh. Kota ini sudah banyak berubah. Sudut-sudutnya bersih. Masjid Baiturrahman sedang diperindah dengan payung-payung otomatis di terasnya. Nanti bakalan seperti di Masjid Nabawi. Yang rindu Madinah, mungkin bakal sedikit terobati kalau ke sini.


Aceh juga memiliki banyak spot yang berpotensi mendunia.Menurut Gubernur Aceh Zaini Abdullah, total destinasi wisata di wilayahnya sekitar 800 spot. Sabang di Pulau Weh, bahkan sudah cocok masuk katagori produk premium. Pantai-pantainya mempesona. Berkelok cantik dan air birunya bening bergradasi. Pada 2008, Great Britain Publishing memberi gelar Sabang sebagai The Gold Island” dan memasukkan pulau ini dalam daftar 501 destinasi yang harus dikunjungi di dunia.

Di Aceh, wisata juga akan terasa sebagai ziarah dan perenungan jiwa, karena ada lokasi untuk mengenang bencana tsunami. Spot yang menarik dikunjungi, misalnya kapal nelayan di Gampung Lampulo yang tersangkut di atas rumah penduduk, Masjid Rahmatullah di Lampuuk, kuburan massal 100 ribu korban tsunami di Meuraxa, dan Museum Tsunami.

Syaiful, salah seorang warga yang selamat, sempat memberi testimoni, saat saya ke Lampulo. Saya nyaris tak sanggup melihat pemandangan di sekitaran air. Ada tangan putus, kaki mengapung. Atau anak kecil meninggal timbul tenggelam,” kisahnya.

Ketika air surut, kata Syaiful, kapal kayu seberat 65 ton yang dia naiki, ternyata tersangkut di atas rumah. Jaraknya 1,5 kilometer dari Sungai Krueng Aceh. Ada lagi yang kejadiannya mirip. Kapal PLTD Apung pengangkut pembangkit 10,5 megawatt. Panjangnya 63 meter dan mengapung di atas laut Desa Punge, Blancut. Disapu ombak
tsunami, kapal ini terseret 5 kilometer. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) seberat 2.600 ton itu terbawa hampir ke tengah kota, dan terhempas di tengah pemukiman.

Kuburan massal di Meuraxa juga patut dikunjungi. Penataan makam ini dibantu oleh United Nations Development Programme (UNDP), sebuah lembaga di bawah PBB. Ada hamparan rumput, bebatuan serta rimbunan pepohonan, dibatasi dinding terbuka dengan lukisan asmaul husna di sekelilingnya.

Areal ini arsiteknya khusus lho. Seorang ahli di bidang desain pemakaman,” kata Arie Parikesit, yang pernah jadi personil UNDP saat recovery Aceh pasca tsunami. Arie kini dikenal sebagai Pakar Kuliner Indonesia.

Masjid Rahmatullah terletak sekitar 500 meter dari Pantai Lampuuk Aceh. Dan menjadi satu-satunya bangunan yang tetap berdiri saat diterjang tsunami. Padahal, di sekitarnya, semua rumah luluh lantak dan 6.000 ribu jiwa hilang. Saat ini, Masjid Rahmatullah telah diperbaiki dan sekelilingnya sudah hijau kembali.

Sedangkan Museum Tsunami, terasa amat menusuk kalbu. Begitu masuk ke dalam, langkah pertama sudah terasa menghanyutkan. Di lorong yang gelap, suasana dibuat seperti detik-detik tsunami datang. Ada rintikan air hujan jatuh dilengkapi suara gemercik. Di ujungnya, cerobong besar dengan dinding bertuliskan nama-nama korban tsunami.

Lamat-lamat terdengar doa, dan kita pun langsung merasakan suasana berkabung amat dalam. Mendongkak ke atas, ada ujung cerobong dengan cahaya bertuliskan lafaz Allah. Hati pun rasanya bergetar.***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya