Berita

edhie baskoro yudhyono/net

Hukum

Kesaksian Angie Soal Izin "Pangeran" Harus Didalami KPK

JUMAT, 08 JANUARI 2016 | 11:31 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Kesaksian Angelina Sondakh yang menyebut persetujuan Anas Urbaningrum dan "Pangeran" Ibas Yudhoyono dalam tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh Nazaruddin mestinya menjadi peluang bagi KPK untuk bergerak lebih jauh dan mendalam.

Bukan hanya fokus pada Nazaruddin yang diduga melakukan pencucian uang dan menerima gratifikasi dari PT Duta Graha Indah dan PT Nindya Karya untuk sejumlah proyek, KPK juga harus fokus terhadap Ibas dan Anas.

Demikian disampaikan pengamat politik senior DR Muhammad AS Hikam. Menurut Hikam, kesaksian Angie yang menyatakan bahwa Anas dan "Pangeran" Ibas mengetahui tindakan Nazaruddin tidak boleh diabaikan, tetapi mesti diusut dengan tuntas.


Apalagi Angie juga menyatakan adanya "pembagian jatah" untuk fraksinya, yaitu 20 persen dari APBN 2009-2014. Namun jatah tersebut tidak semuanya untuk Partai Demokrat karena bintang mercy hanya mendapat 5 persen.

"Secara logika umum, kesaksian AS (Angelina Sondakh) mengenai keterlibatan AU (Anas Urbaningrum) dan IY (Ibas Yudhoyono), bisa diterima karena tidak mungkin bendahara umum partai melakukan tindakan yang begitu penting tanpa diketahui bossnya, yaitu Ketua Umum dan Sekjennya," kata Hikam di akun facebook miliknya.

Hikam menilai bantahan Wakil Ketua DPR dari Partai Demokrat, Agus Hermanto, yang mneyatakan tidak ada pembagian jatah kepada Fraksi sah-sah saja. Namun hal itu justru semakin menunjukkan betapa urgennya KPK melakukan penyelidikan yang lebih mendalam.

Selain itu, Hikam mendorong agar kesaksian dari Anas Urbaningrum juga diperdalam lagi. Pada 2014 lalu mantan Ketum Partai Demokrat itu pernah berjanji siap mengungkapkan apa yang diketahuinya soal Ibas jika KPK mengonfirmasikan tudingan Nazaruddin terhadap Ibas.

Nazaruddin ketika itu menyebut Ibas menerima jutaan dollar AS dari sejumlah proyek, di antaranya proyek wisma atlet dan proyek di Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

"Terpulang kepada pimpinan baru lembaga antirasuah untuk memperdalam dan memperluas penyelidikan tipikor yang melibatkan para petinggi (dan mantan petinggi) Partai Demokrat. Saya kira rakyat Indonesia berhak untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas mengenai masalah yang sangat serius ini," kata Hikam.

"Dan bagi PD serta elitenya, pengusutan terhadap masalah ini juga bisa menjadi alat meraih kembali kepercayaan rakyat yang sempat jeblog pada Pileg 2014, manakala mereka bekerjasama dengan aparat penegak hukum," demikian Hikam.[dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya