ilustrasi/net
ilustrasi/net
RMOL. Sengketa Pilkada Kalimatan Utara kemungkinan akan distop pada putusan sela hakim pleno Mahkamah Konstitusi, 18 Januari mendatang. Alasannya, selisih perolehan suara di provinsi termuda itu sampai enam persen melebihi batasan minimum yang diperkenankan Undang-undang Pilkada Pasal 158.
"Memang pasal 158 berlaku sampai sekarang. Jadi kalau mau bicara hukum positif MK tidak punya pilihan lain. Menerima atau menolak perkara. Dengan begitu maka perkara-perkara yang selisih suara melebihi dua persen atau bertentangan mesti ditolak," kata Pakar Hukum Tata Negara, Margarito Kamis saat dikontak, Kamis (7/1).
Dia terangkan, meskipun aturan itu dinilai tidak masuk akal, tapi itulah hukum yang berlaku sekarang ini. Dia pun tidak melihat ada kemungkinkan MK mengesampingkan pasal itu.
Populer
Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26
Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48
Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06
Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01
Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17
Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16
Senin, 22 Desember 2025 | 17:57
UPDATE
Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05
Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27
Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15
Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02
Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28
Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17
Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05
Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22
Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19
Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03