Berita

jusuf kalla/net

Politik

JK, 'Gaduh Hitam' Pembajak Trisakti Dan Nawacita

JUMAT, 25 DESEMBER 2015 | 10:38 WIB | LAPORAN:

Jasmerah, jangan sekali-kali melupakan sejarah. Begitu kata Bung Karno, Presiden pertama Republik Indonesia

"Pernyataan tersebut layak kita jadikan alarm tanda bahaya untuk sepak terjang dan segala manuver Wapres Jusuf Kalla dalam dugaan keterkaitannya dalam semua kegaduhan akhir-akhir ini," tegas Sekjen Pro Demokrasi (Prodem), Satyo Purwanto dalam perbincangan dengan Kantor Berita Politik RMOL, pagi ini (Jumat, 25/12).

"JK itu tidak pernah paham dan tidak akan pernah mau paham Trisakti apalagi Nawacita," tambahnya.


Satyo pun mengulas catatan sejarah penggulingan Sukarno dari kursi presiden dan keterkaitannya dengan JK.

"Bung Karno, sang penggagas konsep Trisakti, digulingkan dari kekuasaan oleh kekuatan Orde Baru dengan bala bantuan gerakan mahasiswa dan kebetulan saat itu JK menjadi pemimpin gerakan mahasiswa, KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia), pengguling Bung Karno, menghujat dengan alasan yang tidak ideologis untuk mencederai nama Panglima Besar Revolusi Bung Karno," bebernya.  

Dari fakta sejarah ini, menurut dia, sangatlah mustahil JK yang merupakan pemimpin KAMI wilayah Sulawesi Selatan memahami hakikat jajaran Bung Karno soal Trisakti. Apalagi diketahuinya, JK semasa muda anti Sukarno.

"Sekarang pun dia sangat neoliberal, ini seperti minyak bertemu air tidak akan pernah menjadi satu," jelas mantan aktivis mahasiswa '98 ini.

Tak heran jika Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur pernah memecat JK dari kabinet karena dugaan korupsi di tahun 2000. Bahkan pada tahun 2004, Gus Dur tetap percaya diri menuntut JK atas tuduhan berbagai tindakan KKN-nya.

"Saudagar yang merupakan bagian dari angkatan 66 ini dan merupakan angkatan pengguling Bung Karno adalah pengusung paling militan dari politik peng "haram" an subsidi dengan segala macam alasannya yang membuat kita sesat pikir," ujarnya.

Menurut Satyo, pencabutan subsidi versi JK sejatinya adalah politik tanpa mau menghapus praktek mafia sembari menggunakan kekuasaan untuk merubah regulasi dan mengarahkan manfaat.

Sepak terjang JK yang bikin gaduh rupanya berlanjut di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Tahun 2007, ulas Satyo, JK tega membuat rakyat kecil susah dengan menghilangkan minyak tanah secara mendadak kemudian diganti gas tiga kilogram.

Belum lagi soal pengadaan 12 helikopter bencana, gaduh dengan Menteri Keuangan saat itu dan Dirjen Bea Cukai. Termasuk soal pengalihan konsesi jalan tol Trans Jawa, pembangkit listrik batubara, dan lain-lain yang kesemuanya, menurut catatan dia, selalu hadir PT Bukaka cawe-cawe di proyek-proyek tersebut.

"Maka dapat disimpulkan di mana ada JK disitu selalu ada 'gaduh hitam'. Waspadalah!" tutup aktivis yang juga akrab disapa Komeng tersebut.[wid] 

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya