Berita

jokowi

Sulut Kegaduhan Lagi, JK Tak Indahkan Imbauan Presiden

SELASA, 22 DESEMBER 2015 | 19:52 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Tudingan Wakil Presiden Jusuf Kalla kemarin bahwa Menko Maritim dan Sumber Daya sebagai biang kegaduhan menunjukkan JK tak mengindahkan imbauan Presiden. Tudingan JK itu akan menyulut kegaduhan lagi, sesuatu yang diminta Presiden untuk dihindari.

"Presiden boleh dikatakan tidak dianggap oleh Wapres," ungkap pakar hukum Margarito Kamis saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL malam ini (Selasa, 22/12).

Margarito menjelaskan secara konstitusi Wapres tidak punya kewenangan, berbeda dengan Menteri dan Menteri Koordinator. Dalam sistem presidensial, yang pegang tanggung jawab adalah Presiden. Sementara Wapres hanya membantu.


"Keistimewaan Wapres kalau Presiden berhalangan tetap dia yang menggantikan. Tidak ada lain (keistimewaannya). Dan kalau mau dipaksakan, (keistimewaan lainnya), dia dipilih bersama Presiden," sambungnya.

Makanya, Wapres tidak punya kewenangan sedikit pun, berbeda dengan menteri, termasuk menko, yang bisa mengeluarkan keputusan menteri. "Tidak ada keputusan Wapres," tekannya.

Sementara Rizal Ramli, sebagai Menko yang membawahi Kementerian ESDM punya hak untuk bicara atau bahkan mengoreksi kebijakan kementerian tersebut, salah satunya terkait proyek listrik 35 ribu MW.

Sebelumnya anggota DPR dari PDIP Masinton Pasaribu menuding JK sebagai sumber kegaduhan. Tiga kegaduhan yang dibuat JK adalah pembangunan listrik 35 ribu MW, dalam kasus Pelindo II, dan gaduh dalam kasus perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia.

Namun JK kemarin membantah. Dia balik menuding Menko RR sebagai biang kegaduhan. "Masa seorang menteri nolak program pemerintah. Itu (Rizal Ramli) yang ribut. Saya yang harus mempertahankan negara. Tidak boleh begitu, keliru. Apa lagi?" tegas JK menanggapi tudingan Masinton. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya