Jakarta terancam sulit mendapatkan air bersih atau baku.
Begitu ditegaskan Corporate Communication and Social Responsibility Division Head
PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja), Meyritha Maryanie dalam temu media di bilangan Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Meyritha memaparkan, lebih dari 10 juta orang sekarang tinggal di Jakarta dan 4,5 juta di antaranya tinggal di Jakarta bagian barat. Dari jumlah ini, lanjut Meyritha, setiap warga Jakarta setidaknya membutuhkan sekitar 60 hingga 120 liter air per hari atau ditotal 26.200 liter per detik.
Meyritha memaparkan, lebih dari 10 juta orang sekarang tinggal di Jakarta dan 4,5 juta di antaranya tinggal di Jakarta bagian barat. Dari jumlah ini, lanjut Meyritha, setiap warga Jakarta setidaknya membutuhkan sekitar 60 hingga 120 liter air per hari atau ditotal 26.200 liter per detik.
Sementara, saat ini ketersediaan air baku hanya 17 ribuan liter per detik.
"Ini berarti masih ada defisit kebutuhan sebesar 9.100 liter per detik yang harus dipenuhi," tegas Meyritha.
Menyediakan air bersih bukan perkara mudah. Sebab, air sungai Jakarta sudah tercemar dan tidak memenuhi mutu air baku untuk dikonsumsi. Selain itu ada larangan operator penyedia air bersih mengelola air tanah.
Salah satu solusi yang ditempuh Palyja, terang Meyritha, memanfaatkan teknologi Moving Bed Biological Reactor untuk mengolah air sungai Jakarta yang terpolusi. Dengan teknologi ini perusahaan mendapat tambahan air sebesar 550 liter per detik untuk melayani pelanggan di barat Jakarta. Masih jauh dari kebutuhan air baku warga Jakarta yang harus dipenuhi.
Sejauh ini pasokan air terbesar Palyja berasal dari luar Jakarta yakni 94,3 persen dengan sumber Waduk Jatiluhur (62,5 persen), IPA Serpong (31 persen), dan Cikokol (31 persen).
Sisanya 5,7 persen dari dalam Jakarta dengan rincian Kali Krukut (4 persen) dan Cengkareng Drain sebesar 1,7 persen.
"Target kami pastinya melayani lebih banyak pelanggan, tapi tidak boleh mengurangi suplai air pelanggan yang lama, yang sudah ada," tegasnya.
Namun perlu dicatat pula, tambah Meyritha, selama 17 tahun beroperasi hingga tahun 2014, perusahaan telah berhasil melayani 3 juta warga di Jakarta bagian barat atau naik dua kali lipat dibandingkan tahun 1998. Sementara jumlah pasokan air baku yang dikelola Palyja tidak berubah sejak tahun itu
.[wid]