Berita

rini soemarno/net

Politik

Jokowi Diminta Dengar Rekomendasi Pansus Pelindo II, Copot Rini Soemarno!

JUMAT, 18 DESEMBER 2015 | 12:31 WIB | LAPORAN:

Presiden Joko Widodo (Jokowi) harus mendengarkan rekomendasi yang dikeluarkan oleh Pansus Pelindo II di mana salah satu isinya adalah meminta pemecatan Menteri BUMN Rini Soemarno.
 
"Rekomendasi Pansus harus didengar. Ini akan lebih kuat, jika Pansus Pelindo II mengeluarkan pernyataan bahwa DPR sudah tidak bisa lagi bekerja sama dengan Rini Soemarno. Jika Presiden Jokowi tidak mengganti Rini Soemarno, maka DPR tidak akan mengundang yang bersangkutan ke DPR lagi," kata Sekretaris Jenderal Himpunan Masyarakat Untuk Kemanusiaan dan Keadilan (Humanika) Sya'roni saat dihubungi wartawan,  Jumat, (18/12).

Sebelumnya, Jokowi saat kasus yang melibatkan Mantan Ketua DPR Setya Novanto meminta Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) untuk mendengarkan suara publik sebelum mengambil keputusan.

Banyak kalangan sekarang balik meminta ke Jokowi untuk mendengarkan juga suara publik yang direpresentasikan dalam Paripurna DPR (Kamis, 17/12) yang menyetujui rekomendasi dari Pansus Pelindo II yakni memecat Rini Soemarno.

Selain itu menurut Sya'roni, DPR juga harus secara intensif menyampaikan ke publik tentang dosa-dosa Rini Soemarno sehingga Menteri BUMN itu layak dipecat. Jika seluruh anggota DPR terus menggaungkan semangat yang sama, ia yakin bukan tidak mungkin dalam waktu yang tidak lama akan tercipta daya dorong yang sangat besar. Dengan begitu Presiden Jokowi tidak bisa menolaknya.

"Senayan juga harus menjalin komunikasi dengan kelompok anti neolib agar terjalin sinergisitas. Karena jika dilihat dalam beberapa kasus, Rini Soemarno ternyata memiliki daya dukung yang sangat kuat. Buktinya, sudah beberapa kali elit PDIP mencoba ingin menggoyangnya, namun gagal terus," tuturnya.

Direktur Eksekutif Energi Watch, Ferdinand Hutahaean, menyarankan Pansus Pelindo mengungkap kerugian-kerugian negara dalam kasus Pelindo II. Lalu, setelah itu melaporkan secara resmi Rini ke kepolisian, kejaksaan atau KPK untuk diproses secara hukum.

"Jadi tidak cukup jika hanya meminta presiden mencopot Menteri BUMN," katanya.[wid]

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya