Berita

Menko PMK: Gerakan Revolusi Mental ‎Bukan Pekerjaan Jangka Pendek

RABU, 16 DESEMBER 2015 | 14:15 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat merupakan salah tujuan dari digelorakannya Gerakan Revolusi Mental. Dan berhasil atau tidaknya Gerakan Revolusi Mental dapat dilihat dari perbaikan pelayanan publik.

Demikian disampaikan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Puan Maharani, dalam "Deklarasi Gerakan Revolusi Mental" di Kementerian Sosial, Jakarta, Rabu (16/12).

Puan mengatakan, pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla sangat mengedepankan dan menekankan pentingnya perbaikan dan peningkatan pelayanan masyarakat, termasuk di bidang sosial. Oleh karena itu, seluruh aparatur pemerintah, terutama di Kementerian Sosial, harus memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.


Tidak hanya itu, lanjut Puan, dirinya juga menginginkan pula terwujudnya pelayanan yang ramah dan membantu rakyat. "Oleh karena itu, gerakan Revolusi Mental dalam jangka pendek menekankan pada pelembagaan pelayanan publik sebagai bentuk keteladanan struktural," ujar Puan.

Puan menjelaskan, tujuan dari gerakan Revolusi Mental adalah mendorong Indonesia menjadi bangsa yang besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa lain. Dan keberhasilan dari gerakan nasional ini sangat ditentukan keteladanan dari kepemimpinan dalam membangun dan memberikan pelayanan publik," ujar Puan.

Dalam kesempatan itu, Puan menjelaskan alasan gerakan Revolusi Mental harus terus digelorakan sejak saat ini. Menurutnya, mengubah cara pandang, perilaku dan kerja satu bangsa terutama aparatur pemerintah tidak sebentar dan mudah. Puan Maharani menyebut keberhasian Revolusi Mental tidak dapat diukur dalam hitungan bulan. Revolusi mental harus dilakukan terus-menerus.

"Orang-orang bertanya kapan target revolusi mental? Revolusi mental adalah kerja jangka panjang yang dilakukan secara gotong royong dan tidak bisa dihitung dalam hari atau per bulan. Revolusi mental harus terus dilakukan," ujar Puan.

Puan mengatakan, revolusi mental tidak bisa dikerjakan sendiri melainkan harus dilakukan dengan gotong royong. Nilai-nilai gotong royong inilah yang harus menjadi bagian dari budaya kerja.

"Bagaimana kita melakukan gotong royong pada suadara-saudara kita yang kurang mampu," kata Puan. "Revolusi mental harus menjadi gaya hidup," tegas dia.

Puan mengatakan revolusi mental harus berorientasi pada kemajuan dan kemodernan agar bangsa Indonesia menjadi bangsa besar dan mampu bersaing dengan bangsa-bangsa di dunia. Namun, kata Puan, dirinya meyakini gerakan ini akan memberikan hasil pada masa yang akan datang.

"Kita bekerja keras bukan untuk hari ini, tetapi buat hari esok bangsa ini. Bukan kita yang akan menikmati hasil perjuangan kita, pastilah akan dinikmati oleh anak-anak dan cucu-cucu kita," demikian Puan. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya