Berita

pantai di Pulau Bintan

Incar Ekspatriat, Kemenpar Siapkan Peluru Visa-Free

KAMIS, 10 DESEMBER 2015 | 19:07 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Kementerian Pariwisata RI membidik pasar ASEAN untuk menggenjot jumlah wisatawan mancanegara. Lebih khusus pemerintah mengincar para ekspatriat dengan menggunakan pelurunya Visa-Free.

Menpar Arief Yahya mengungkapkan komposisi penduduk Singapure itu, 3,5 juta penduduk asli dan 1,5 juta ekspatriat. Sementara jumlah wisman setahun mencapai 15 juta. "Rata-rata satu bulan 1,25 juta tambahan wisman. Sehingga rata-rata per hari ada 6,25 juta manusia di pulau kecil di Selat Malaka itu," jelas Arief Yahya dalam siaran persnya (Kamis, 10/12).

Menurutnya, 3,5 juta penduduk asli itu memiliki kebiasaan berwisata setahun dua kali. Yaitu pertengahan dan penghujung tahun. Normal-normal saja, nyaris flat sepanjang tahun, karena libur mereka sesuai skedul resmi. Yang 1,5 orang, itu yang lebih mobil, karena mereka bekerja, dan lebih fast moving.

"Mereka inilah yang diserang dengan senjata Visa Free sehingga kalau punya waktu 2-3 hari saja, bisa dipakai untuk menyeberang ke Batam-Bintan," kata Arief Yahya.

Karena itu, pasar 1,5 juta ekspatriat itu adalah objek potensial yang tengah digarap Kemenpar. Kemudahan Visa Free itu sejak di dipromosikan, langsung terasa dampaknya. Pertama, turis yang ke Bintan melonjak tajam, bahkan mengalahkan Batam.

"Ini sejarah baru peta turis berubah di tanah air. Dan jika promosi semakin tepat, sasaran originasi semakin presisi, akses makin mudah, dan amenitas di Bintan Batam makin komplit dan variatif, potensi itu akan semakin besar," ungkapnya.

Pasar yang 1,25 juta dari turis yang ke Singapure itu, kata Arief Yahya, sudah dicegat dengan promosi one destination two countries. Joint promo Wonderful Indonesia dengan Changi International Airport di Shanghai dan banyak kota di China, untuk mempromosikan Singapore-Indonesia dalam satu paket. Misalnya, dua malam di Singapore, tiga malam di Batam-Bintan, atau kota-kota lain di Indonesia. "Sasarannya China, Hongkong, Jepang dan Korea, yang paliang banyak berwisata kea rah ASEAN," tekannya.

Joint promo ini menjadi menarik, karena Singapure juga agresif untuk menjual paket-paket. Indonesia juga super agresif mencari pasar wisata. Sesama makhluk agresif kalau digabung, maka akan menghasilkan paket yang murah, meriah, dan maksimal. Orang datang ke Singapure menikmati man made, seperti Universal Studio, Sentosa Island, Jurong Park, shopping, dan lainnya.

Lalu orang menyeberang ke Bintan untuk melihat pantai, pasir putih, laut jernih, langit biru, bawah laut hidup terumbu karang berwarni rupa, dan hutan yang hijau dengan segala habitat yang hidup di dalamnya. "Masuk akal kan? Datang ke lokasi modern, dynamic, penuh dengan kerlap-kerlip lampu. Setelah itu hidup nature, menikmati alam yang luar biasa eksotis? Lengkap sudah wisatawan yang hadir," tandas Arief, yang juga akan disampaikan dalam program 8-11 di Metro TV, 14 Desember 2015 mendatang.  Karena itu, Arief juga semakin optimistis target 2016 dengan angka 2,3 juta wisman dari Singapore bisa direbut.

Menpar membidik pasar Singapura karena berkesimpulan industri pariwisata itu tak jauh-jauh amat dari prinsip dalam bisnis telekomunikasi. Kedekatan atau proximity itu sangat menentukan. 

Paris bisa menembus 80 juta, Spanyol 60 juta, London 40 juta misalnya, karena, jaraknya dekat, waktu tempuhnya cepat, dan ongkosnya lebih ekonomis bisa dijangkau kereta cepat atau jalur darat. Dan stasiunnya di dalam kota, tidak seperti airport yang rata-rata di luar kota, berjarak dan berbiaya lagi. Kedekatan menjadi factor.

"Originasi atau pasar terdekat kita saat ini adalah Singapore, Malaysia dan negara-negara ASEAN," jelas Menpar Arief Yahya, yang sejak setahun lalu terus memetakan detail Singapore dan Malaysia itu sehingga menghasilkan strategi dasar pengembangan pasar di dua negara yang acap disebut Negeri Jiran itu. [zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

Jokowi Harus Minta Maaf kepada Try Sutrisno dan Keluarga

Senin, 07 Oktober 2024 | 16:58

UPDATE

Realisasi Belanja Produk Dalam Negeri Masih 41,7 Persen, Ini PR Buat Kemenperin

Rabu, 09 Oktober 2024 | 12:01

Gibran Puji Makan Bergizi Gratis di Jakarta Paling Mewah

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:56

Netanyahu: Israel Sukses Bunuh Dua Calon Penerus Hizbullah

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:50

Gibran Ngaku Ikut Nyusun Kabinet: Hampir 100 Persen Rampung

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:47

Jokowi Dipastikan Hadiri Acara Pisah Sambut di Istana

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:39

Mampu Merawat Kerukunan, Warga Kota Bekasi Puas dengan Kerja Tri Adhianto

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:33

Turki Kenakan Tarif Tambahan 40 Persen untuk Kendaraan Tiongkok, Beijing Ngadu ke WTO

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:33

Dasco Kasih Bocoran Maman Abdurrahman Calon Menteri UMKM

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:31

Maroko Dianugerahi World Book Capital UNESCO 2026

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:27

Heru Budi Bareng Gibran Tinjau Uji Coba Makan Bergizi Gratis di SMAN 70

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:20

Selengkapnya