Berita

foto:net

Nusantara

Petani Karet & Sawit Klenger, Pemerintah Tutup Mata?

KAMIS, 10 DESEMBER 2015 | 09:22 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Harga karet dan sawit yang rendah, tidak menolong para petani untuk bisa bertahan hidup. Peran dan fungsi pe­merintah dalam melindungi mereka kian jauh dari harapan masyarakat.

Pemerintah dianggap sudah tidak mau peduli dengan na­sib petani. Padahal, pada pil­pres lalu mereka berbondong-bondong mendukungan dan menggantungkan harapannya kepada calon Presiden Joko Widodo. Hal ini dinyatakan Koordinator Umum Jaringan Rakyat Indonesia (Jarindo), Naftali Hariando.

Sejauh ini, Jokowi dinilai tak punya tindakan konkrit melind­ungi para petani karet dan sawit dari gempuran kebijakan yang mempersulit mereka. "Selama satu tahun ini, petani karet, sawit dan rakyat kecil yang mengolah lahannya sendiri su­dah klenger. Harga karet yang dijual petani sangat rendah," cetusnya.


Harga sawit milik petani pun, lanjutnya, tidak dapat diharapkan mampu menopang kehidupan petani dan keluar­ganya sehari-hari. Semakin terasa, pemerintah tidak pro kepada petani.

Bukan hanya urusan harga kedua komoditas ini, menurut Naftali, yang terjun bebas. Regulasi pemerintah pusat maupun daerah pun dia nilai sangat pro asing. Buktinya, izin perusahaan asing yang dilegalkan melalui perizinan pemerintah ternyata sudah menguasai lahan-lahan petani dalam skala luas. Selain itu, penetapan harga komoditas pun dimonopoli para pengu­saha asing yang berkolaborasi dengan pemerintah itu.

Naftali mengingatkan, sisi regulasi, pemerintah dinilainya tidak pro petani. Pengendalian harga sawit dan karet, pemer­intha juga tidak bisa men­gendalikan agar pro petani. Demikian juga perizinan dan penguasaan lahan, pemerintah sangat kasat mata lebih pro perusahaan-perusahaan asing yang memonopoli.

"Apalagi yang bisa dilaku­kan pemerintah untuk petani sawit dan petani karet? Petani dihabisi lahannya, diambil alih oleh perusahaan-perusahaan asing," tegasnya.

Pria kelahiran Kalimantan Barat ini mencontohkan, saat ini di wilayah advokasi Jarindo di Kalimantan, telah marak perusahaan-perusahaan as­ing yang menguasai lahan. Perusahaan-perusahaan itu, lanjut Naftali, mengendalikan luas lahan yang bisa dikelola petani Indonesia.

Selain itu, mereka juga mengendalikan dan membuat harga sawit dan karet sesuka hati demi keuntungan perusahaan mereka sendiri, tanpa peduli kehidupan petani Indonesia.  ***

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya