PT Angkasa Pura II (Persero) akan melaksanakan uji coba penerapan skema first in first out atau FIFO di dalam pengelolaan taksi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Artinya, taksi yang masuk antrian pertama mesti dinaiki penumpang.
Upaya yang dimaksudkan sebagai pembenahan angkutan taksi di Bandara Cengkareng itu akan dilakukan uji coba mulai 20 Desember 2015.
"Kita akan lakukan uji coba sebagai upaya pembenahan layanan angkutan taksi di Bandara Soetta," kata Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Budi Karya Sumadi di Jakarta, Jumat (27/11).
Menurut Budi Karya Sumadi, hingga saat ini belum ada penolakan dari sejumlah pengusaha taksi mengenai skema FIFO tersebut. Apalagi dengan sistem Fifo akan lebih adil bagi semua perusahaan taksi, sebagai pemerataan.
Menurut Budi Karya Sumadi, hingga saat ini belum ada penolakan dari sejumlah pengusaha taksi mengenai skema FIFO tersebut. Apalagi dengan sistem Fifo akan lebih adil bagi semua perusahaan taksi, sebagai pemerataan.
"Kita tidak menghilangkan opsi memilih bagi konsumen. Kalau dia tidak suka naik taksi tertentu, dia bisa mengantri lagi dari belakang," terangnya.
Budi menambahkan, pembenahan itu dilakukan beriringan dengan perbaikan layanan taksi secara umum. Untuk itu, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sebagai langkah awal.
"Bagi taksi yang tidak mengikuti prosedur, bahkan merugikan penumpang, kita akan eliminasi nanti," ujarnya.
Menurut Budi, dengan sistem baru itu penumpang akan diuntungkan, karena tidak harus menunggu lama langsung dapat taksinya. Dia juga menambahkan, manajemen Angkasa Pura II baru mengevaluasi penerapan FIFO yang baik seperti apa.
"Jangan sampai ada yang dirugikan baik dari penumpang maupun perusahaan taksi. Jangan sampai kami membuat aturan yang salah dan tidak adil," katanya.
Budi juga mengungkapkan, sebelum menerapkan skema FIFO, Angkasa Pura II juga akan melakukan tatanan terhadap layanan taksi di Bandara Soekarno Hatta, misalnya syarat umur maksimal untuk dapat beroperasi di Soetta, standar kualitas pelayanan sopir.
"Taksi yang beroperasi di bandara paling lama umurnya dua tahun terakhir saja," imbuhnya.
Data Angkasa Pura II mengungkapkan, saat ini ada 8 perusahaan taksi dengan total armada sebanyak 4 ribu-5 ribu unit di Soetta. Taksi yang dikelola Inkopau ada 600 unit.
Sementara itu, pengamat kebijakan publik Agus Pambagyo menilai, pengaturan angkutan umum jenis taksi di Bandara Soekarno-Hatta boleh saja dilakukan demi menjaga ketertiban, tetapi tidak bisa memaksa kehendak pengguna jasanya. Karena konsumen akan memilih menggunakan transportasi taksi yang bisa dipercaya baik dari segi keamanan maupun kenyamanannya.
Karenanya, jika diterapkan pengaturan unit-unit taksi bandara dengan sistem First In First Out (FIFO) atau istilah lapangannya sistem bebek, membuat pilihan konsumen menjadi terbatas.
Beberapa negara memang sudah menerapkan sistem FIFO, contoh negara terdekat, Singapura. Namun Agus mengingatkan, kualitas taksi-taksi di Indonesia, terutama di ibukota Jakarta, satu sama lain berbeda dan belum bisa dibandingkan negara-negara maju. Ini yang seringkali membuat konsumen ragu-ragu karena khawatir dibohongi pengemudinya atau terganggu persoalan lain semisal kondisi dalam taksi yang tidak wangi, bau asap rokok.
Agus menilai, sebetulnya pergerakan unit-unit taksi bandara kelas internasional seperti yang berlaku di Bandara Soekarno Hatta Tangerang, saat ini sudah cukup memadai dan baik dibandingkan waktu sebelumnya. Jika diterapkan sistem FIFO, dia menyangsikan bisa lebih efektif karena masyarakat pasti akan tetap menunggu taksi yang dirasa mereka bisa dipercaya.
Dia menambahkan, terpenting tugas Kementerian Perhubungan maupun dinas terkait mengawasi taksi-taksi itu supaya citranya baik di masyarakat. Sebab izin operasional taksi baik di dalam maupun luar bandara menjadi otoritas Kemenhub/dinas terkait. Adapun saat ini Angkasa Pura II juga secara masif melakukan pembenahan di sektor angkutan transportasi publik di Bandara Internasional Soekarno-Hatta demi peningkatan pelayanan. Pembenahan untuk layanan taksi dapat dilihat di Terminal 1 dan 3, di mana penumpang pesawat yang baru mendarat kini dapat lebih mudah menjangkau taksi-taksi karena jalur sebelah curbside hanya diperuntukkan untuk angkutan publik saja.
Di samping itu, taksi kini mendapat lebih banyak ruang parkir untuk menunggu penumpang di terminal sehingga penumpang juga lebih cepat mendapatkan taksi pilihannya. Guna mempercepat pengiriman taksi ke terminal, Bandara Internasional Soekarno-Hatta kini juga memiliki pool taksi baru yang terletak di Jalan Perimeter Selatan serta di dekat terminal I dan II.
[wah]