Berita

Bisnis

Subsidi Pelni Rp 30 Triliun Ibarat Menggarami Lautan

SELASA, 24 NOVEMBER 2015 | 13:22 WIB | LAPORAN:

RMOL.  Langkah Presiden Joko Widodo melalui Kementerian Perhubungan, memberi bantuan subsidi senilai Rp 30 triliun kepada PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) menuai kritikan dari kalangan pemerhati kemaritiman. Langkah Jokowi tersebut dinilai ibarat menggarami lautan.

"Pelayaran Pelni sekian puluh tahun terbukti tidak mampu menyelesaikan disparitas harga barang di wilayah barat dan timur Indonesia, lalu sekarang diberi subsidi triliunan rupiah dengan target melaksanakan Tol Laut," cecar Direktur Eksekutif Indonesia Maritime Institute (IMI), Dr. Y. Paonganan di Jakarta, Selasa (24/11).

Sementara, lanjut dia, kapal-kapal swasta yang banyak melayani angkutan logistik ke wilayah timur dan tidak mendapat subsidi.


"Lalu apakah mereka bisa turunkan biaya angkut ke sana? tentu tidak. Lalu kapal kapal Pelni yang disubsidi memiliki kemampuan angkut logistik berapa banyak, kemudian ditargetkan mampu turunkah harga barang di timur?," sangsinya.

Ongen, begitu pengamat maritim ini disapa, menegaskan, kebijakan menyubsidi Pelni hingga puluhan triliun rupiah itu jelas pemborosan APBN yang tidak terarah.

"Dari awal saya ingatkan bahwa program Tol Laut itu tidak akan bisa berjalan jika logistik tidak balance, sekuat apa APBN mampu menyubsidi kapal kapal angkutan logistik dari barat ke timur? Ini program tidak masuk akal," tegas Ongen.

Jalan pintas ala jokowi ini, menurut Ongen, kian menunjukkan bahwa mantan gubernur DKI Jakarta itu tidak paham kondisi riil wilayah NKRI.

"Seharusnya pahami dulu itu baru susun program, jangan garami lautan. Bangun dulu industri berbasis SDA di wilayah timur supaya logistik balance, otomatis biaya angkut akan murah dan tentu akan membuat harga barang tidak jomplang antara di Barat dan Timur NKRI," tukas Ongen.[wid]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya