Berita

Bisnis

Rencana RI Masuk ICAO Bisa Terhambat Gara-gara Lion Air

SENIN, 23 NOVEMBER 2015 | 11:44 WIB | LAPORAN:

Keterlambatan atau delay yang kerap mewarnai jadwal penerbangan maskapai Lion Air, membuat gerah kalangan konsumen, pemerhati, maupun pembuat kebijakan. Pasalnya, penyakit manajemen yang diidap maskapai berlogo Singa Laut itu tak hanya berimbas pada perusahaan dan konsumen sendiri, tapi juga mempengaruhi kualitas penerbangan nasional.

Anggota Komisi V DPR RI, Ahmad M. Ali mengingatkan, efek negatif itu bisa menghambat target Indonesia menjadi anggota International Civil Aviation Organization (ICAO).

Ia mengatakan, dari data yang dihimpunnya, selama 2015 ini, tercatat beberapa kali Lion Air melakukan kesalahan fatal yang berdampak luas terhadap penerbangan nasional. Februari lalu, keterlambatan Lion Air telah mengacaukan jadwal penerbangan maskapai lain selama tiga hari berturut-turut. Terakhir Sabtu (21/11) kemarin, Lion Air jalur penerbangan dari Jakarta menuju Makassar mengalami delay enam jam lebih.


"Semua persoalan yang menyangkut sistem penerbangan itu masuk dalam kategorisasi standar penerbangan internasional. Hitungannya tidak parsial, tetapi holistik. Kalau Lion Air ini merusak sistem yang sudah dibangun untuk mencapai target kembalinya Indonesia menjadi anggota ICAO, berarti harus ada tindakan tegas," tuturnya legislator yang akrab disapa Mat Ali ini melalui keterangan persnya, Senin (23/11).
 
Selain menyorot manajemen Lion Air yang akrab dengan persoalan delay, Mat Ali juga mengkritisi pemerintah yang terkesan lemah menyikapi persoalan maskapai Lion Air. Dalam penilaiannya, pemerintah selaku pengawas penerbangan harus bertindak tegas dan tak tebang pilih menindak maskapai yang lalai memenuhi standar pelayanan dan keselamatan penumpang.

Sikap pemerintah yang terkesan membiarkan kelalaian itu terjadi berulang-ulang, menurutnya bisa menjadi preseden buruk bagi dunia penerbangan sipil dalam negeri.

"Bilangnya sih kendala teknis, tapi sudah berkali-kali. Pemerintah bisa dengan tegas menjatuhkan sanksi, menutup rute Jakarta-Makassar yang sabtu bermasalah itu. Apalagi ada indikasi Lion menjual tiket berlebih dari kapasitas pesawatnya," bebernya.

Tak hanya itu menurut dia, pemerintah harus melakukan audit internal, sehingga kalau memang ditemukan kelalaian dalam memenuhi standar keselamatan penumpang, maka bisa dibekukan izin terbangnya.

Seperti diketahui, pesawat Lion Air dengan jalur penerbangan dari Jakarta tujuan Makassar mengalami delay lebih dari 6 jam, Sabtu lalu. Penumpang yang tak sabar akhirnya turun ke landasan pacu, membajak pesawat lain dengan tujuan sama. Kejadian ini menyebabkan tertundanya tiga jadwal pesawat lainnya yakni Jakarta-Medan, Jakarta-Palembang, dan Jakarta-Padang sebelum akhirnya seluruh penumpang bisa diberangkatkan pukul 11.00 WIB.[wid]
 

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya