Berita

luhut pandjaitan

Luhut Pandjaitan Diduga Kuat Berada Di Belakang Setya Novanto

SENIN, 23 NOVEMBER 2015 | 06:23 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Nama Menko Polhukam, Luhut Binsar Pandjaitan, disebut sebanyak 17 kali dalam rekaman pembicaraan antara Ketua DPR Setya Novanto bersama pengusaha Riza Chalid dengan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin.

Rekaman tersebut mendapat sorotan karena nama Presiden dan Wakil Presiden dicatut untuk meminta saham. (Baca: Setya Novanto Bantah Catut Nama Presiden Jokowi)

Ekonom senior Fuad Bawazier, dalam pesan singkat yang diterima Minggu (22/11), melihat ada indikasi Luhut berada di belakang Setya Novanto.

Hal ini terlihat dari saat Luhut menyalahkan Menteri ESDM Sudirman Said (SS) yang membongkar skandal pencatutan nama Presiden dan Wapres tersebut. (Baca: Luhut: Saya Sudah Selesai Dengan Diri Saya)

Selain itu, Luhut juga menyatakan bahwa Menteri ESDM tidak mendapat restu dari Presiden untuk melaporkan kasus tersebut ke Mahkamah Kehormatan Dewan.

"Padahal JK bilang sebaliknya dan bahkan Jkw sendiri bilang mendukung dan menghormati MKD," ucap Fuad, yang mantan Menteri Keuangan ini.

Dalam pandangan Fuad, Luhut terkesan kuat cenderung ingin menenggelamkan atau meremehkan isu atau skandal Freeport ini dan menolak atau sekurangnya tidak mendukung pengusutan pencatutan nama tersebut secara hukum.

"Terlepas pro kontra terhadap SS, tapi dalam hal keberanian pengungkapan skandal FP-SN ini, SS harus didukung. Nah sekarang publik menunggu ketegasan Sikap Jkw dan JK agar tidak main dalam wilayah 'abu-abu'," katanya.

Dia mengingatkan jangan alihkan substansi skandal pencatutan nama Presiden dan Wapres dan upaya korupsinya dengan soal ecek-ecek seperti "rekaman tanpa izin", "SS antek asing" dan lain-lain.

"Silahkan laporkan SS atas kesalahan atau dosanya agar semuanya benar-benar terungkap. Bisa jadi ini memang perang antar mafia elit di pusat kekuasaan. Jadi momentum untuk pembersihan semuanya," demikian Fuad. [zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

UPDATE

Kasus Korupsi PT Timah, Sandra Dewi Siap jadi Saksi Buat Suaminya di Depan Hakim

Rabu, 09 Oktober 2024 | 22:05

Banjir Rendam 37 Gampong dan Ratusan Hektare Sawah di Aceh Utara

Rabu, 09 Oktober 2024 | 22:00

Perkuat SDM, PDIP-STIPAN kembali Teken MoU Kerja Sama Bidang Pendidikan

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:46

Soal Kementerian Haji, Gus Jazil: PKB Banyak Speknya!

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:34

Pemerintah Harus Bangun Dialog Tripartit Bahas Kenaikan UMP 2025

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:24

PWI Sumut Apresiasi Polisi Tangkap Pembakar Rumah Wartawan di Labuhanbatu

Rabu, 09 Oktober 2024 | 21:15

Kubu Masinton Pasaribu Berharap PTTUN Medan Tolak Gugatan KEDAN

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:59

PKB Dapat Dua Kursi Menteri, Gus Jazil: Itu Haknya Pak Prabowo

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:54

MUI Minta Tokoh Masyarakat dan Ulama Turun Tangan Berantas Judol

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:43

Bertemu Presiden AIIB, Airlangga Minta Perluasan Dukungan Proyek Infrastruktur di Indonesia

Rabu, 09 Oktober 2024 | 20:22

Selengkapnya