Berita

net

Bisnis

Sistem FIFO Tak Bisa Dipaksakan Ke Konsumen Taksi Bandara

MINGGU, 22 NOVEMBER 2015 | 21:02 WIB | LAPORAN:

Pengaturan angkutan umum jenis taksi di Bandara Soekarno-Hatta boleh saja dilakukan demi menjaga ketertiban, tetapi tidak bisa memaksa kehendak pengguna jasanya.

Sebagai konsumen, pasti memilih menggunakan transportasi taksi yang bisa dipercaya baik dari segi keamanan maupun kenyamanannya.

"Kita katakanlah semua orang maunya Blue Bird, Express, Gamya. Taksi lainnya tidak mau karena reputasinya," kata pengamat kebijakan publik Agus Pambagio kepada Kantor Berita Politik RMOL, sesaat lalu (Minggu, 22/11).


Karenanya, jika diterapkan pengaturan unit-unit taksi bandara dengan sistem First In First Out (FIFO) atau istilah lapangannya sistem bebek, tentunya membuat pilihan konsumen menjadi terbatas.  

Beberapa negara memang sudah menerapkan sistem FIFO, contoh negara terdekat, Singapura. Namun Agus mengingatkan, kualitas taksi-taksi di Indonesia, terutama di ibukota Jakarta, satu sama lain berbeda dan belum bisa dibandingkan negara-negara maju. Ini yang seringkali membuat konsumen ragu-ragu karena khawatir dibohongi oleh pengemudinya atau terganggu persoalan lain semisal kondisi dalam taksi yang tidak wangi, bau asap rokok.

Agus menilai, sebetulnya pergerakan unit-unit taksi bandara kelas internasional seperti yang berlaku di Bandara Soekarno Hatta Tangerang, saat ini sudah cukup memadai dan baik dibandingkan waktu sebelumnya. Jika diterapkan sistem FIFO, ia sangsi akan lebih efektif karena masyarakat pasti akan tetap menunggu taksi yang dirasa mereka bisa dipercaya.  

Dia menambahkan, terpenting sekarang tugas Kementerian Perhubungan maupun dinas terkait mengawasi taksi-taksi itu supaya citranya baik di masyarakat. Sebab izin operasional taksi baik di dalam maupun luar bandara menjadi otoritas Kemenhub/dinas terkait. [wah] 

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya