Berita

muhammad rusmadi

MENEROBOS ISAREL, MELIHAT PALESTINA (18)

Yad Vashem, Penanda 6 Juta Yahudi Yang Dibantai Nazi

MINGGU, 22 NOVEMBER 2015 | 02:45 WIB | OLEH: MUHAMMAD RUSMADI

PADA 26 hingga 31 Oktober lalu, wartawan Rakyat Merdeka, Muhammad Rusmadi mengikuti The Rambam Israel Fellowship Program di Israel, yang disponsori oleh Australia/Israel & Jewish Affairs Council (AIJAC). Berikut laporannya:

Israel dan bangsa Yahudi mengalami trauma hebat di masa lalu, berupa pembantaian oleh Nazi Hitler. Yakni lewat peristiwa Holocaust, pembantaian sekitar 6 enam juta penganut Yahudi Eropa selama Perang Dunia II.

Program pembunuhan sistematis yang didukung oleh Nazi Jerman ini, dipimpin oleh Adolf Hitler, dan berlangsung di seluruh wilayah yang dikuasai Nazi.  Dari 9 juta Yahudi yang tinggal di Eropa sebelum Holocaust, sekitar dua pertiganya tewas. Secara khusus, lebih dari 1 juta anak Yahudi tewas, serta kira-kira 2 juta wanita Yahudi dan 3 juta pria Yahudi.
    

    
Namun beberapa pakar berpendapat, definisi Holocaust harus meliputi pula pembunuhan massal oleh Nazi terhadap jutaan orang dalam kelompok lain selain Yahudi, di antaranya orang Rom (Gipsi), komunis, tawanan perang Soviet, warga Polandia dan Soviet, homoseksual, orang cacat, Saksi Yehuwa dan musuh politik dan keagamaan lainnya.

Inilah definisi paling umum yang digunakan sejak akhir Perang Dunia II hingga tahun 1960-an. Jika menggunakan definisi ini, jumlah keseluruhan korban Holocaust adalah 11 hingga 17 juta jiwa.

Karena jumlah terbanyak korban Holocoust adalah warga Yahudi, maka secara khusus pemerintah Israel mendirikan sebuah museum mengenang peristiwa kelam tersebut, Yad Vashem. Sebuah peringatan resmi Israel untuk orang-orang Yahudi korban Holocaust yang dibangun pada 1953 melalui Undang-undang Peringatan ini disahkan oleh Knesset, parlemen Israel.

Peringatan yang berada di Yerusalem ini terdiri dari ruang peringatan, museum sejarah, ruangan nama, arsip, "Lembah dari Komunitas-komunitas yang Dihancurkan", dan sebuah pusat pendidikan.

Selain itu, orang-orang non Yahudi yang menyelamatkan orang-orang Yahudi pada masa Holocaust, seringkali dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri, juga diberikan penghormatan khusus oleh Yad Vashem sebagai "Orang yang benar di antara bangsa-bangsa".

 Kami mengunjungi museum yang berada dekat Herzl Blvd, Yerusalem ini pada Jumat, 30 Oktober lalu. Di dalam, para pengunjung dilarang mengambil gambar. Setiap rombongan umumnya ditemani seorang guide museum, yang menjelaskan setiap sudut dan objek yang dipamerkan disini, mulai dari foto-foto dan rekaman video yang umumnya hitam putih.

Semua foto dan rekaman ini berasal dari dokumentasi tentara Nazi Jerman yang saat itu berkuasa. Selain itu, juga banyak barang warga Yahudi korban pembantaian ini. Tampak sejumlah pakaian dan sepatu milik korban.

"Mereka (para korban) mengira, hanya akan dipindahkan ke lokasi tempat tinggal baru. Tapi ternyata mereka dimasukkan ke dalam kamar gas untuk dibunuh secara massal," jelas Jackie, guide kami yang merupakan pensiunan guru sejarah di sebuah sekolah di Israel.      

Salah satu alasan penting mengapa museum ini didirikan, menurutnya, karena lambat laun, masyarakat dunia mungkin akan lupa adanya Holocoust.

"Peristiwa ini terjadi sudah 70-an tahun silam. Generasi yang lahir setelah itu banyak yang mungkin tidak tahu. Sekarang saja, ada kepala negara yang menganggap, Holocoust cuma cerita bohong yang direkayasa," ingat Jackie dingin. Bersambung...

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya