PT Aneka Tambang (Persero) Tbk kembangkan Proyek Perluasan Pabrik Feronikel Pomalaa (P3FP) dengan memanfaatkan pinjaman dari Bank Maybank Indonesia sebesar 100 juta dolar Amerika atau setara Rp 1,3 triliun. Pendanaan tersebut dengan jangka waktu 10 tahun tanpa jaminan atau clean basis dan onshore dollar funding (No With holding Tax).
Direktur Utama Antam, Teddy Badrujaman mengungkapkan, selain melakukan pengembangan proyek P3FP, dana tersebut juga bakal dipakai untuk memenuhi kebutuhan perusahaan atau general corporate purpose.
"Fasilitas pinjaman sebesar 100 juta US dolar ini dengan skema syariah musyarakah, tingkat imbal hasilnya cukup kompetitif dengan hasil tetap selama tiga tahun pertama. Jangka waktunya juga panjang lebih dari 10 tahun,†terangnya, di Jakarta.
Ia menjelaskan, pengembangan pabrik perlu dilakukan dalam rangka menambah kapasitas produksi feronikel Antam yang saat ini sekitar 18 ribu hingga 20 ribu ton nikel dalam feronikel (TNi).
"Setelah dilakukan perluasan dari pabrik feronikel Pomalaa ini, kapasitas produksi kami bisa bertambah menjadi 27 ribu sampai 30 ribu TNi per tahunnya," papar Teddy.
Menurutnya, untuk menurunkan biaya produksi feronikel, pihaknya telah menunjuk PT PGN LNG Indonesia, anak usaha PT PGN (Perusahaan Gas Negara) untuk menyediakan gas bumi bagi pabrik feronikel Pomalaa agar biaya produksi feronikel perusahaan bisa menurun.
Pasalnya, pengoperasian Pembangkit Listrk Tenaga Diesel (PLTD) berkapasitas 8x17 megawatt (MW) dengan teknologi dual fired masih menggunakan bahan bakar minyak (BBM) sebagai sumber energi.
"Kami tengah melakukan retrofit peralatan yang diperlukan untuk menggunakan gas. Dengan mengubah bahan bakar dari bbm ke gas, bakal ada pengurangan biaya produksi feronikel sekitar 1 US dolar per pon," jelasnya.
Ia menambahkan, pengembangan proyek smelter dengan nilai investasi sebesar 600 juta US dolar itu, pada Oktober 2015, pelaksanaan proses engineering,
procurement and connstruction (EPC) PF3P telah mencapai 96,95 persen.
Selain itu, PTAntam juga tengah menyelesaikan sejumlah proyek pengembangan lainnya seperi proyek smelter grade alumina Menpawah (Kalimantan Barat) dan proyek pembangunan pabrik feronikel Haltim (Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara).
Saat ini, perseroan berhasil mencatat kenaikan produksi feronikel sebesar 10 persen menjadi 12.838 ton nikel pada September 2015. Hal ini seiring dengan peningkatan penjualan yang mencapai 13.388 TNi.
"Ada peningkatan penjualan feronikel sebesar 4 persen menjadi 13.388 TNi dibanding pernjualan sebelumnya. Penjualan feronikel kami kebanyakan menyasar pasar luar negeri seperti ke Tiongkok, Korea Selatan dan Eropa," tandasnya.
Seperti diketahui, penjualan bersih Antam sepanjang semester I 2015 setelah diaudit meningkat 97 persen dibandingkan periode sama 2014 menjadi Rp 7,85 triliun. Sehingga, perolehan laba kotor juga ikut meningkat sebesar 117 persen dibanding semester I 2014 menjadi Rp 528,07 miliar.
Perusahaan pelat merah ini juga telah mencatatkan laba usaha sebesar Rp 103,34 miliar pada semester I 2015 dibandingkan rugi usaha sebesar Rp 187,33 miliar pada semester I 2014. ***