Sejumlah wanita berpakaian adat Dayak membagikan selebaran di kawasan Sudirman Center Bussines District (SCBD), Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (12/11).
‎Kehadiran mereka menyita perhatian pejalan kaki hingga pengendara yang melintas. Bukan tanpa alasan, mereka berada di depan gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk memprotes salah satu perusahaan penambangan batubara.
‎Dalam selebaran yang dibagikan, tertulis bahwa mereka memprotes PT Adaro yang dinilai tidak memenuhi hak-hak masyarakat Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.
‎Kordinator aksi, Ello Ahmad mengatakan, pada tahun 2006 PT Adaro melakukan buka akses jalan untuk tambang batubara di kampung Walatungan, desa Buntu Karang, Kecamatan Juawai, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.
‎"Jalan melintasi lahan kami seluas 455,433 hektar. Lalu pada tahun 2008 tanpa pemberitahuan apapun, PT Adaro dengan arogan mengambil lahan tersebut dan dijadikan tambang, yang menghasilkan triliunan rupiah sampai sekarang," ujarnya.
‎Dalam selebaran tersebut, ia juga meminta PT Adaro mengembalikan hak mereka, dan meminta BEI membekukan PT Adaro Indonesia, serta Pemerintah mencabut Ijin Penyelenggara Kawasan Berikat yang dimiliki PT Adaro.
‎Aksi tidak berlangsung lama, hanya sekitar 15 menit. Petugas Keamanan SCBD dan petugas Polsektro Kebayoran Baru meminta mereka untuk membubarkan diri.‎[dem]
