Berita

Dahnil Anzar Simanjuntak

Tak Perlu Resmi, Biarkan Masyarakat dan Sejarah Menilai Siapa Yang Pantas Jadi Pahlawan

SELASA, 10 NOVEMBER 2015 | 20:10 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Pemerintah dinilai tidak lagi perlu melakukan penetapan pahlawan nasional terhadap seseorang yang dinilai berjasa terhadap bangda Indonesia.

Biarkan masyarakat atau sejarah yang akan menilai siapa yang pantas dan tidak pantas untuk disebut sebagai pahlawan nasional.

Demikian disampaikan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak dalam pesan singkatnya, malam ini (Selasa, 10/11).


"Biarlah sejarah dan masyarakat yang menyebut siapa yang pahlawan sesungguhnya tanpa perlu ada penetapan resmi dari negara," ucapnya.

Karena menurut Dahnil, para tokoh yang dianggap telah bekerja untuk kemaslahatan bangsa negara sejatinya tidak berharap disebut sebagai pahlawan. Dedikasi hidup mereka diabdikan untuk kepentingan orang lain tanpa ada harapan disebut sebagai pahlawan.

Apalagi, sambung Dahnil, penetapan pahlawan oleh negara seringkali didasari oleh subyektifitas penguasa, siapa dan kelompok apa yang berkuasa, sehingga memicu perdebatan.

"Habis energi kita berdebat tentang kepantasan seorang tokoh disebut pahlawan nasional atau tidak," tegasnya.

"Toh, pahlawan sejati pasti tidak pernah berharap atributasi kepahlawanan secara formal. Mereka hanya berharap cita-cita yang mereka perjuangankan dilanjutkan dan dirawat oleh seluruh Anak bangsa," tandas dosen Untirta, Serang Banten ini.

Pada peringatan hari pahlawan tahun 2015 ini, ada lima tokoh yang ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Yaitu, Bernard Wilhem Lapian, Mas Iman, Komjen Pol Moehammad Jasin, I Gusti Ngurah Made Agung dan Ki Bagus Hadikusumo. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya