Berita

foto:net

Nusantara

Pimpinan DPR Mengamini Madura Yang Ingin Bentuk Provinsi Baru

SELASA, 10 NOVEMBER 2015 | 14:00 WIB | LAPORAN:

. Isu pemekaran Pulau Madura dari Provinsi Jawa Timur (Jatim) sedang hangat dibicarakan publik. Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengaku tidak mempersoalkan keinginan berdirinya Madura sebagai provinsi baru.

Karena hal ini menurutnya sebagai fakta bahwa Indonesia terlalu luas dan fakta bahwa penduduknya cukup besar.

"Penduduk kita itu mendekati AS. Itu pun AS itu ada 50 state dan sistemnya Federasi. Kita itu sistemnya negara kesatuan. Jadi membangun wilayah otonomi sebanyak-banyaknya dengan sistem pembiayaan yang otonomi, itu tantangan Indonesia ke depan," sebut Fahri di Gedung Nusatara III, DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (10/11).


Sehingga Fahri mengatakan bahwa pemerintah harus segera berpikir bahwa Indonesia memang harus dimekarkan lebih banyak dan sistem otonomi pembiayaan seperti yang dilakukan sekarang adalah masa depan Indonesia.

"Soal Madura mampu? Orang NTB saja berani, apalagi orang Madura. Banyak orang nekat di sana," tuturnya

Indonesia menurut Fahri memang harus didesentralisasi karena negara Indonesia terlalu besar. Kalau ada pikiran mengenai sentralisasi, hal tersebut menurutnya susah untuk direalisasikan.

"Kita harus percaya pada kapasitas lokal misalnya percayakan uang sejumlah Rp 1 miliar pada setiap desa adalah bentuk kepercayaan pusat pada daerah untuk mengatur lajur keuangan. Sehingga nanti sebagian pendapatan nasional harus diserahkan ke desa. Kita harus berikan tanggungjawab pada daerah," jelasnya.

Fahri juga mengatakan ke depan peran pemerintah pusat akan semakin menciut karena kekuatan pusat menurutnya adalah kekuatan koordinatif. Sehingga pemerintah pusat harus mulai memikirkan dan mengembangkan dirinya sebagai negara jaringan.

"Pusat sebagai jaringan pengelola bukan pemberi komando. Enggak ada lagi itu komando-komando," tegasnya.

Karena sekarang orang daerah menurutnya lebih cerdas dari orang pusat. Beda halnya dengan dulu yang semua media informasi berada di pusat. Sehingga masa depan Indonesia menurut Fahri adalah otonomi dan masa depan pemerintah pusat adalah jaringan. [rus]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya