Berita

Bisnis

Kalau Jalan Sudah Jadi Bisnis, Apalagi Tanggung Jawab Pemerintah?

SENIN, 02 NOVEMBER 2015 | 09:57 WIB | LAPORAN:

Indonesia Traffic Watch (ITW) mendesak Presiden Jokowi mencabut surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum no 507/KPTS/M/2015 yang melegalkan kenaikan tarif di 15 ruas jalan tol di seluruh Indonesia.

Karena, selain kenaikan itu menyusahkan masyarakat, jalan tol juga merupakan bagian dari lalu lintas dan angkutan jalan, yang menjadi kewajiban pemerintah sebagai bentuk pelayanan publik. Apalagi ruas jalan umum masih disesaki dengan permasalahan lalu lintas dan angkutan jalan.
 
"Sebaiknya pemerintah jangan membebani masyarakat dengan menaikkan tarif jalan tol," kata Ketua Presidium ITW, Edison Siahaan melalui siaran pers, Senin (2/11).
 

 
Pemerintah seyogyanya lalai atas kewajibannya untuk meningkatkan kualitas pelayanan lalu lintas. Terlebih lagi, lalu lintas dan angkutan jalan memiliki peran sangat penting dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan umum.
 
Edison juga mengingatkan, agar pemerintah tidak selalu menjadikan lalu lintas sebagai lahan bisnis yang tentu berkaitan dengan untung rugi. Apalagi kondisi lalu lintas dan angkutan jalan di seluruh kota besar di Indonesia masih dilanda permasalahan seperti kemacetan, kesemrawutan, dan kecelakaan.

"Kalau jalan saja sudah jadi bisnis, lalu apalagi sih tanggung jawab pemerintah,’ ujar Edison.
 
ITW mendesak pemerintah agar mengambil alih ruas jalan tol yang modal biaya pembangunannya sudah kembali. Kemudian mengembalikan fungsinya sebagai jalan publik untuk mendukung kelancaran dan peningkatan ekonomi.
 
Namun, lanjut Edison, pihaknya mendukung jika untuk memenuhi biaya pemeliharaan dan perawatan jalan, pemerintah membebankan kepada masyarakat dengan tarif yang murah. Jangan justru membuat kebijakan yang hanya berpihak untuk pemilik modal sehingga menuai kecurigaan.
 
"Pengelola sudah mendapat untung berlipat-lipat, kok pemerintah masih saja menaikkan tarif, ada apa? Lalu untuk rakyat apa?," tanya Edison.[wid]  
 


Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya