Berita

faisal mahrawa

TITIK KOMA

Sumpah, Gue Pemuda!

SELASA, 27 OKTOBER 2015 | 22:00 WIB | OLEH: FAISAL MAHRAWA

INDONESIA, tumpah airnya. Kata-kata itu keluar begitu saja dari mulut seorang Rania,  gadis kecil berusia tiga tahun. Sontak saya terperangah, karena ungkapan itu bukan sekadar keluar begitu saja.

***

Tanggal 28 Oktober, seperti biasa, selalu dimaknai dan diperingati sebagai hari Sumpah Pemuda. Pernyataan sumpah yang dimaksud adalah berupa keputusan Kongres Pemuda kedua yang diselenggarakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928 di Batavia, saat itu.


Pernyataan paling heroik dari keputusan ini adalah penegasan tentang cita-cita anak bangsa, bertanah air, berbangsa dan berbahasa satu, Indonesia.

Istilah "Sumpah Pemuda" sejatinya, tidak pernah muncul menjadi keputusan dalam kongres tersebut, justru diberikan setelahnya. Pernyataan tiga keputusan kongres tersebut dituliskan pada prasasti di dinding Museum Sumpah Pemuda, masih menggunakan ejaan van Ophuysen, yaitu, pertama:

Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia;
kedoea: Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia;
ketiga: Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, apakah hakikat sumpah tersebut masih hadir di relung-relung hati anak muda saat ini?

Anak muda Indonesia hari ini adalah anak muda yang lahir pada situasi yang berbeda, situasi yang lebih "nyaman". Situasi dimana, heroisme muncul tidak lagi dengan sumpah dan sejenisnya. Situasi dimana keberagaman bukan lagi menjadi makna utama sehingga kita harus bersatu.

Hari ini, keberagaman menjadi ujaran yang sangat biasa, sekadar pembeda antara aku dan dia. Keberagaman tak lagi menjadi modal sosial bagi kemajuan bangsa.

Hari ini, justru keberagaman menjadi dasar bagi kita untuk bertikai, menjadi alasan untuk kita bertengkar. Pemaknaan yang sungguh-sungguh keliru.

***

Indonesia, tumpah airnya. Paling tidak, ungkapan itu memiliki makna ganda. Positif dan negatif. Amelioratif dan peyoratif sekaligus. Bahwa Indonesia adalah negeri kaya. Negeri dimana sumber daya begitu melimpah. Segalanya tersedia. Dibalik itu, dengan segala kekayaannya, Indonesia belum mampu menaungi rakyatnya. Mensejahterakan. Begitupun, Indonesia tetaplah tanah air kita, tempat kita lahir, tanah tempat kita berpijak, dan mungkin saja, menjadi  tempat kita menghembuskan nafas terakhir.

Sumpah gue Pemuda, sejatinya bukan menjadi ujaran yang biasa. Ada nilai intrinsik didalamnya. Bukan sekadar semangat pembeda, tapi justru pemberi semangat untuk membangun negeri ini, lebih hebat lagi.  Sumpah gue pemuda, menjadi ujaran yang khas, karena kita muda, beda dan berbahaya. [***]

Penulis adalah Kepala Litbang Kantor Berita Politik RMOL.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Hukum Bisa Direkayasa tapi Alam Tak Pernah Bohong

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:06

Presiden Prabowo Gelar Ratas Percepatan Pemulihan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:04

Pesantren Ekologi Al-Mizan Tanam 1.000 Pohon Lawan Banjir hingga Cuaca Ekstrem

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:58

Taiwan Tuduh China Gelar Operasi Militer di LCS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:52

ASG-PIK2 Salurkan Permodalan Rp21,4 Miliar untuk 214 Koperasi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:41

Aksi Bersama Bangun Ribuan Meter Jembatan Diganjar Penghargaan Sasaka

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Dua Jembatan Bailey Dipasang, Medan–Banda Aceh akan Terhubung Kembali

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Saling Buka Rahasia, Konflik Elite PBNU Sulit Dipulihkan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:48

Isu 1,6 Juta Hektare Hutan Riau Fitnah Politik terhadap Zulhas

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:29

Kemensos Dirikan Dapur Produksi 164 Ribu Porsi Makanan di Tiga WIlayah Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 19:55

Selengkapnya